Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menyikapi Makanan Tidak Sehat Perlu "Back to Basic" agar Cuan dan Sehat

30 Juli 2024   09:45 Diperbarui: 31 Juli 2024   09:13 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jajanan pasar. (SHUTTERSTOCK/Bakhtiar Rakhman via KOMPAS.com)

Oleh Amidi

Pemberitaan kasus penggunaan bahan pengawet berbahaya bagi kesehatan sudah mulai mereda. Sebagaimana pengalaman bahwa setiap adanya kasus penyimpangan bisnis, apakah penggunaan bahan pengawet berbahaya, penjualan produk kadaluarsa, keracunan makanan, dan seterusnya, biasanya "heboh", kemudian mereda, menghilang dan tidak lama kemudian terulang kembali.

Kapan persoalan yang satu ini menghilang sama sekali, meminjam lirik lagu Ebiet G Ade, coba kita bertanya kepada "rumput yang bergoyang"!

Kelaziman/Kebiasaan

Bila disimak, ada semacam kebiasaan dalam menyikapi fenomena di belantika "penyimpangan bisnis" tersebut.

Di PIK pelaku bisnis yang terindikasi melakukan penyimpangan dengan segala ragamnya, termasuk menggunakan bahan pengawet membahayakan kesehatan tersebut, dapat dipastikan, bila ada "kehebohan", akan "membantah" bahwa produk mereka tidak demikian adanya, sudah lolos dari pemeriksaan, dan seterusnya.

Di pihak yang berwenang mengawasi makanan/minuman dan produk lainnya, biasanya sesegera mungkin melakukan tes setelah ada "kehebohan" dan hasilnya apakah terbukti atau tidak biasanya akan dipublish dengan mempersilahkan konsumen untuk menyikapinya.

Di pihak konsumen, dengan adanya "kehebohan" tersebut biasanya "tiaraf" alias tidak mengkonsumsi beberapa waktu produk (makanan/minuman/lainnya) yang terindikasi tersebut, namun begitu kondisi sudah mereda mulai mengkonsumsi kembali.

Inilah dinamika yang berkembang, inilah kebiasaan yang terjadi, dan inilah sikap yang dapat ditunjukkan oleh beberapa komponen tersebut.

Bagi konsumen, kalau mau mendalami persoalan yang satu ini, sepertinya menghabiskan waktu, menghabiskan energi, karena pada konten yang tertera tentang bahan-bahan yang terkandung di dalam produk makanan/minuman/lainnya tersebut memang tidak disebutkan kalau mereka yang memproduksinya menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan.

Kalaupun dicantumkan juga, maaf, mungkin tidak sedikit konsumen yang tidak mengetahui ada itu bahan "A" atau bahan "B" tersebut, biasanya setelah "heboh", baru tahun kalau bahan "A" atau "B" tersebut membahayakan kesehatan mereka.

Perlu Kontinuitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun