Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Inflasi atau Deflasi Kelas Bawah Tetap Saja Membeli dengan Harga Mahal!

8 Juli 2024   06:29 Diperbarui: 11 Juli 2024   00:32 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Inflasi Deflasi. (Freepik)

Belum lagi contoh yang lain. Misalnya, pada saat golongan kelas ekonomi bawah ini mau membeli kendaraan apakah untuk dipakai untuk keperluan pribadi maupun untuk bisnis, mereka akan membayar dengan harga lebih mahal bahkan sangat mahal, karena mereka akan membeli secara kredit. Bila dicermati, bila kita membeli secara kredit, harga yang harus kita bayar terkadang 30 sampai 50 persen lebih mahal dari harga cash. Berat Bukan?

Namun, inilah faktanya. Di lapangan bisa kita saksikan sendiri, hampir sebagian besar golongan kelas ekonomi bawah ini membeli secara kredit. Sekitar 75 sampai 85 persen pemilik kendaraan pribadi dan atau pemilik kendaraan untuk bisnis (ojek online atau taxi online) membeli secara kredit.

Itu baru untuk satu komoditas, belum lagi komoditas lain, yang mereka butuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-harinya atau menunjang kegiatan bisnis yang mereka lakukan. Seperti membeli handphone secara kredit, membeli ini dan itu secara kredit.

Belum lagi bila mereka tercemar oleh virus kehidupan yang serba glamor dan hedonis saat ini, maka beban dan atau penderitaan mereka semakin berat saja.

Dengan demikian, jelas golongan kelas ekonomi menengah atas selain dapat membeli dengan harga lebih murah, mereka juga akan diposisikan lebih oleh pelaku bisnis (pedagang), mereka dihormati, terkadang barang yang dibelinya diantar ke tempat atau paling tidak diantar menuju mobil.

Beberapa Langkah Meringankan.

Langkah mengendalikan harga agar tidak memberatkan konsumen dan atau masyarakat tetap harus dilakukan. Barang tentu, harus bijaksana, jika tidak ada inflasi mungkin kegiatan bisnis menjadi tidak bergairah, maka walaupun terjadi inflasi harus terkendali. 

Upayakan tidak memberatkan konsumen, dengan kata lain kenaikan harga usahakan yang wajar, katakanlah jika ada "kenaikan harga suatu barang", kalau masih berkisar diangka 5-10 persen masih bisa ditolerir.

Jika kenaikan harga suatu barang tersebut masih dalam koridor wajar, konsumen terutama golongan kelas ekonomi bawah pun masih bisa menjangkaunya.

Untuk itu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus terus dapat berupaya mencari strategi dan solusi untuk menekan angka inflasi dan atau mendorong harga-harga turun (deflasi) namun turunnya harga bukan karena diakibatkan oleh turunnya permintaan, tetapi turunnya harga kalau bisa karena adanya unsur efisiensi disegala aspek.

Antisipasi musim penghujan dan atau musim kemarau jauh-jauh hari harus sudah dilakukan. Gangguan tata niaga atau distribusi harus senantiasa diantisipasi dengan mencari alternatif agar pasokan tetap lancar. Maaf, untuk itu TPID harus bekerja sama dan terintegrasi dengan pihak-pihak dan institusi yang terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun