Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Antara "Gengsi" dan Keterbatasan Cuan Dalam Memilih Transportasi Umum

29 Juni 2024   05:59 Diperbarui: 29 Juni 2024   08:40 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Penumpang turun dari bus ke stasiun MRT. (Dok MRT Jakarta via Kompas.com)

Oleh Amidi 

Di era serba glamor dan hedonis ini, sehingga aspek gengsi terkadang memegang peranan penting bagi seseorang. Terkadang tidak terasa cuan atau uang "melorot" dari kantong demi gengsi.

Begitu juga sebaliknya, ada seseorang terkadang demi menjaga gengsi atau demi meningkatkan gengsi harus bertarung dengan kondisi keuangan atau cuan yang dimiliki.

Artinya di satu sisi, seseorang tersebut bisa saja lebih mengedepankan aspek gengsi daripada mempertimbangkan cuan yang dimiliki. Biarlah cuan yang dikeluarkan besar, asal aspek gengsi bisa dipertahankan. 

Di sisi lain, ada seseorang yang tidak menghiraukan aspek gengsi, yang penting cuan yang dikeluarkan sedikit, kebutuhannya dapat terpenuhi. Baginya aspek gengsi tidak dihiraukannya, biarlah dicemooh, biarkan di ejek, yang penting dalam memenuhi kebutuhannya cuan yang dikeluarkannya seminimal mungkin.

Beberapa Fenomena.

Tulisan ini membatasi aspek gengsi dalam menggunakan transportasi umum, fenomena menggunakan transportasi umum akhir-akhir ini intensitasnya terus meningkat, selain pertimbangan "macet", juga pertimbangan menghemat pengeluaran dalam menggunakan jasa transportasi umum tersebut.

Ada yang menggunakan sarana transportasi umum hanya mengedepankan "pertimbangan" yang penting sampai ditempat tujuan (kantor atau tempat kerja atau tempat yang dituju lainnya) tidak peduli jenis sarana transportasi umum yang digunakannya apakah mewah apakah bergengsi atau tidak. Ada yang menggunakan sarana transportasi umum justru lebih mengedepankan aspek gengsi nya, walaupun cuan yang dimilikinya terbatas.

Bila dicermati, saat ini, anak negeri ini sudah disuguhkan berbagai pilihan transportasi umum, ada taksi konvensional, ada taksi online, ada ojek konvensional, ada ojek online, ada bus umum yang diusahakan oleh Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah, seperti di Palembang namanya Trans Musi, di Jakarta TransJakarta dan ada bus yang diushakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perum Damri.

Saat ini transportasi umum konvensional pun masih bertahan, walaupun makin maraknya transportasi umum online. Transportasi konvensional yang masih bertahan, seperti "Blue Bird", Damri, dan lainnya.

Taksi online pun saat ini sudah banyak yang mengusahakannya. Ada GoCar yang merupakan layanan transportasi dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). GoCar berasal dari kata "Gojek" dan "Car". Ada layanan transportasi dari Grab, ada layanan transportasi Maxim, ada layanan transportasi In-Drive dan mungkin kedepan ada lagi layanan transportasi umum lainnya sesuai dengan perkembangan yang ada. 

Nilai atau Rasa Gengsi.

Naik taksi Bluebird, misalnya saat belum adanya taksi online, pada saat blue bird masih menjadi idola, sudah cukup memberi nilai atau rasa "gengsi" yang luar biasa. Begitu Anda naik Bluebird, selain Anda akan merasa aman dan nyaman, Anda pun dapat menonjolkan "gengsi". 

Saat ini pun nilai atau rasa "gengsi" tersebut, sebetulnya masih terpatri bila kita naik taksi Bluebird tersebut, namun cuan yang harus dikeluarkan lebih besar atau lebih mahal dibandingkan kita menggunakan jasa transportasi umum berupa taksi online.

Kini, kita dihadapkan pada suatu pilihan transportasi umum alternatif yakni taksi online, seperti yang tertera di atas, hanya tinggal memilih layanan transportasi mana yang akan kita gunakan. Dengan semakin banyaknya layanan transportasi umum online tersebut, maka berdampak pada persaingan harga antara mereka, ada yang berani menawarkan tarif yang lebih rendah ada yang bertahan dengan tarif semula dan berbagai pertimbangan lainnya.

Ada yang tarifnya terbilang lebih mahal, namun memberi nilai gengsi yang lebih tinggi. Betapa tidak, dengan Anda menggunakan atau naik taksi online yang tidak ada stikernya, Anda bisa memilih duduk ditengah atau dibelakang sopir, bak naik mobil sendiri yang di antar sopir pribadi. 

Begitu Anda tiba di suatu tempat yang dituju, Anda tinggal turun saja (membayarnya sebelum Anda turun), maka begitu publik melihat Anda, mereka tidak tahu kalau Anda naik taksi online. Disinilah letaknya nilai gengsi Anda terjaga.

Namun, bila taksi online tersebut ada stikernya, jelas publik atau orang yang melihat Anda turun dari mobil tersebut, orang sudah tahu bahwa mobil yang Anda gunakan adalah mobil taksi online dari layanan transportasi tertetntu.

Sebelum adanya taksi online, ada yang menyiasati aspek gengsi dengan jalan memilih beberapa alternatif, seseorang dari rumah naik oplet, setelah dekat dengan kantor, baru naik taksi konvensional. 

Hal ini dilakukan dalam rangka pertimbangan cuan yang dimiliki terbatas, dengan memilih anternatif tersebut, seseorang tersebut tetap dapat menjaga gengsi-nya dan cuan yang dikeluarkan kecil atau bisa menghemat biaya. 

Bagaimana Sebaiknya?

Bagi yang tidak mempertimbangkan aspek gengsi, tidak ada persoalan baginya, apakah sarana transportasi umum yang digunakan tersebut mengangkat gengsinya atau tidak, yang penting ia bisa menggunakan sarana transportasi dan sampai pada tempat tujuan (kantor atau tempat tujuan lainnya).

Bagi yang mempertimbangkan aspek gengsi dalam menggunakan sarana transportasi umum, perlu ada strategi atau langkah yang dapat dilakukan agar cuan yang kita keluarkan tidak besar.

Dengan jalan menyiasati transportasi umum yang digunakan dan jarak. Misalnya, bila kita berada pada suatu lokasi yang relatif jauh, bisa saja kita menggunakan transportasi umum lain terlebih dahulu untuk mendekati lokasi yang mau dituju, kemudian setelah jarak lokasi yang dituju tidak terlalu jauh lagi, baru berpindah naik taksi online, sehingga cuan yang kita keluarkan tidak besar. Dengan kata lain cuan yang kita keluarkan jauh lebih kecil bila kita langsung naik taksi online dari tempat semula sampai ke tempat yang mau dituju tersebut.

Contoh di Palembang, sudah ada Light Rail Transit (LRT) sejak beberapa tahun yang lalu. LRT tersebut melayani rute Jakabaring-Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, pihak LRT menyediakan beberapa stasiun antara, ada beberapa stasiun antara sebelum menuju ke bandara. 

Jika rumah kita jauh dari stasiun yang disediakan, maka kita bisa naik oplet atau ojek online terlebih dahulu menuju ke stasiun yang terdekat, kemudian baru naik LRT menuju Bandara. Jika ini yang kita lakukan, paling-paling ongkos yang kita keluarkan lebih kurang Rp10.000,- saja (Rp5.000 ojek online dan Rp5.000 LRT)

Namun jika kita langsung dari rumah naik taksi online dengan jarak tempuh lebih kurang 10 km, maka setidaknya kita harus mengeluarkan ongkos atau cuan lebih kurang Rp100.000,- . Dengan demikian, selesihnya banyak sekali, dengan cara tersebut, kita hanya mengeluarkan ongkos Rp10.000,- atau seper sepuluh-nya saja.

Kemudian, jika sebagian besar anak negeri ini sudah mengutamakan aspek gengsi, maka perusahaan jasa penyedia takasi online sebainya tidak memasang stiker di body mobil, karena mengurangi gengsi penumpang, biarkan mobil polos aja, mungkin media promosi berupa stiker tersebut bisa dialihkan pada tempat lain

Bila berada di Jakarta dari suatu tempat mau menuju bandara atau dari bandara mau menuju suatu tempat, agar gengsi kita masih terjaga, bisa naik Damri (maaf bukan menggurui). Misalnya bila kita dari bandara mau menuju kawasan sekitar Monas Jakarta Pusat atau sebaliknya dari kawasan sekitar Monas Jakarta Pusat mau menuju bandara, kita bisa naik Damri jurusan/rute ke stasiun atau terminal Gambir.

Dengan demikian, kita sudah memilih alternatif transportasi umum yang relatif murah dan bergengsi. Tidak hanya itu, layanan transportasi Perum Damri pun menjamin penumpangnya nyaman, aman, dan terjaga. 

Akhirnya, pilihan terpulang kepada Anda sendiri, mau mengutamakan gengsi dengan tidak mengeluarkan cuan yang besar, atau mau gengsi tanpa mempertimbangan cuan (berapa saja), atau memilih alternatif lain, silahkan saja!. Pilihan layanan transportasi saat ini sudah tersedia banyak, sehingga apa yang Anda harapkan dapat terwujud. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun