Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Daya Beli Turun, Pelaku Bisnis Berlomba-Lomba Memburu Konsumen

22 Juni 2024   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:00 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Pasca pandemi sampai saat ini, daya beli masyarakat terus tergerus atau mengalami penurunan. Pendapatan nominal terlebih pendapatan riil masyarakat, terutama kelas menengah bawah terkoreksi dan atau mengalami penurunan.

Hal ini disebabkan oleh adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), penurunan kegiatan ekonomi dikarenakan pasar "lesu", harga-harga barang dan jasa terus meningkat, harga enggan turun kembali (rigit) dan tidak sedikitnya pelaku bisnis yang colaps.

Tidak heran, jika dalam dua tahun terakhir ini, kelas menengah bawah "makan tabungan" untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mandiri Spending Index (MSI) mencatat tren masyarakat kelas menengah bawah "makan tabungan" sudah terjadi sejak April 2023 dan masih akan berlanjut hingga tahun 2024 (Infobanknews.com, 20 Desember 2024).

Semua kelas masyarakat Indonesia mengalami penurunan kondisi penghasilan terutama kelas menengah bawah. Berdasarkan hasil survei, kelas menengah bawah yang memiliki penghasilan Rp. 2,1 juta hingga Rp. 4 juta per bulan, mencatat penurunan indeks penghasilan saat ini paling tajam, pada Mei yaitu hingga 8 poin.

Sementara kelompok di bawahnya, penghasilan Rp. 1 juta -- Rp. 2 juta, tergerus tipis. Sedangkan konsumen dengan pengeluaran di atas Rp. 4 juta dan di atas Rp. 5 juta, juga turun 1,4 poin dan 4,4 poin (bloomberg Technoz, 10 Juni 2024)


Strategi Memburu Konsumen

Dengan melemahnya daya beli diikuti oleh semakin banyaknya pelaku bisnis yang masuk pasar (free entry) selaku pendatang baru, maka tidak heran jika pelaku bisnis berlomba-lomba saling memburu konsumen.

Banyak cara, langkah, dan strategi yang bisa dilakukan pelaku bisnis dalam memburu konsumen. Sudah bukan rahasia umum lagi, jika unit bisnis yang ada dan yang baru sebagai pendatang baru, berlomba-lomba membuat program 1000 gerai atau 1000 toko atau 1000 tenant. Baik yang dilakukan oleh pelaku bisnis bidang ritel, makanan, minuman dan diikuti pula oleh unit bisnis lain yang terus memperbanyak gerai/toko/tenant yang mereka sebar di berbagai provinsi dan di berbagai sudut kota.

Ini semua dilakukan pelaku bisnis dalam rangka memburu konsumen di segala golongan, terlebih konsumen golongan kelas menengah bawah yang memang jumlahnya tidak sedikit tersebut. Selain itu ada lagi strategi lain yang dilakukan pelaku bisnis yakni dengan jalan memperpanjang jam operasional atau jam buka.

Kini pelaku bisnis pun mulai kejar-kejaran dengan waktu, mereka mulai memperpanjang jam membuka unit bisnis nya. Sebelumnya, ada yang membuka gerai/toko/tenant hanya sepanjang hari saja, kini tidak sedikit pelaku bisnis yang memperpanjang jam buka gerai/toko/tenant mereka sampai larut malam bahkan buka 24 jam, alias siang malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun