Suatu pemandangan yang tidak enak dipandang adalah tumpukan sampah yang menggunung, terutama ditempat pembuangan akhir (sampah), yang lokasinya terkadang masih berada didaerah perkotaan.
Sampah tersebut, biasanya dibiarkan terus menggunung bahkan sampai menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan sekitarnya. Sampah yang kita produksi atau kita buang setiap hari tersebut pada dasarnya bisa dijadikan pendorong kreativitas kita untuk mengolahnya kembali (recycle/reduce), dengan kata lain, agar sampah menciptakan nilai ekonomi (economic value)
Idealnya kreativitas tersebut lebih meningkat lagi dibulan Ramadhon ini, karena kita mempunyai banyak waktu dan kesempatan. Maaf sekedar sharing, tidak sedikit anak negeri ini dibulan Ramadhon ini dapat meningkatkan produktivitasnya.Â
Ada yang sedang mengerjakan skripsi, atau thesis atau disertasi, sebelumnya malas, sehingga skripsi, thesis, disertasi tak kunjung selesai, namun begitu datangnya Ramadhon, semuanya bisa tuntas dalam hitungan beberapa waktu saja.Â
Begitu juga hendaknya kreativitas kita yang akan kita arahkan dalam mengelola kembali sampah menjadi barang berharga atau bernilai ekonomi.
Sedikit Sekali.
Bila dicermati, masih terbilang sedikit sekali aktivitas yang dilakukan oleh tangan-tangan terampil dalam mengolah kembali sampah tersebut. Masih sedikit sekali upaya pengelolaan sampah yang kita lakukan. Kemudian, belum banyak tangan-tangan terampil yang "menyulap" sampah menjadi barang berharga/bernilai ekonomi.
Dari berbagai jenis sampah yang ada, terutama sampah plastik, misalnya botol air minum atau barang bekas dengan bahan dasar plastik, sebenarnya dapat diolah menjadi berbagai barang yang dapat digunakan kembali, seperti diolah untuk dijadikan pot bunga, diolah untuk dijadikan botol kembali, diolah untuk dijadikan berbagai bentuk barang lainnya yang bernilai ekonomi.
Selain akan menciptakan nilai ekonomi atas sampah plastik yang kita olah atau produksi kembali tersebut, juga akan mengurangi tumpukan sampah plastik yang terus menggunung tersebut.Â
Kemudian, dapat membantu pemerintah dalam mengatasi/mengantisipasi pencemaran lingkungan, karena sampah plastik tersebut tidak mudah terurai dalam jangka pendek.
Selain itu, masih banyak lagi langkah kreativitas anak negeri ini yang bisa diarahkan untuk mencipakan nilai ekonomi sampah tersebut. Misalnya, pengolahan sampah-sampah menjadi pupuk, pengelohan sampah menjadi barang berharga/bernilai ekonomi kembali.
Maaf bukan menggurui, dari pantauan dilapangan, dikalangan anak negeri ini, yang mempunyai kreativitas yang mendorong agar sampah dapat diolah kembali atau agar sampah bisa bernilai ekonomi tersebut, masih sedikit sekali.
Langkah Kini dan Kedepan.
 Agar sampah tidak terus bertambah banyak, atau agar produksi sampah dapat diimbangi dengan pengolahan kembali untuk dijadikan barang yang bernilai ekonomi tersebut. Setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Pertama. Teruslah mendorong kreativitas pengrajin sampah. Pemerintah dan pihak yang berwenang, tidak salah, kalau terus mendorong kreativitas pengrajin sampah yang sudah ada, dengan jalan terus menghimbau dan/atau menitip himbauan ke sekolah, ke perguruan tinggi ke unit-unit perkumpulan dan organisasi kemasyarakatan.
Itu tentu agar pihak/komponen yang dihimbau tersebut terdorong atau mempunyai motivasi untuk melakukan pengolahan kembali sampah yang terus menggunung tersebut.
Kedua. Berupaya menciptakan tenaga terampil baru yang akan mengelola kembali sampah menjadi barang berharga/bernilai ekonomi tersebut.Â
Pemerintah dan pihak yang berwenang agar dapat menciptakan tenaga terampil, seperti rekan kita yang ada di pulau Jawa yang kebanyakan kreatif dan trampil, dengan jalan memberikan berbagai pelatihan, baik melalui balai latihan kerja maupun unit lainnya.
Ini penting, agar anak negeri ini yang masih tergolong "pengangguran" dapat berkarya dan sekaligus akan mendapatkan penghasilan. Langkah ini selain akan mendukung kelestarian lingkungan juga akan dapat menekan jumlah penganggruan.
Sayang, kalau hanya pelaku bisnis dibidang sampah saja yang memanfaatkan sampah bernilai ekonomi tersebut, tetapi bagaimana upaya kita agar anak negeri ini pun lebih banyak dapat ikut berkontribusi dalam memanfaatkan sampah agar bernilai ekonomi tersebut.
Ketiga. Memberikan incentif kepada pengrajin atau kreator pengelola sampah. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah mendorong tenaga-tenaga trampil dalam pengelolaan sampah tersebut, agar daya dorong (motivasi) mereka terus meningkat, tidak salah, kalau pemerintah memberikan incentif, bantuan modal, bantuan pemasaran dan bantuan dalam bentuk lainnya.
Keempat. Menekan produksi sampah. Langkah awal ini menurut saya tidak kalah pentingnya, karena menanamkan kesadaran kepada kalangan anak negeri ini atas pentingnya "perhatian" atas sampah yang terus bertambah tersebut atau dengan kata lain betapa pentingnya langkah menekan produksi sampah tersebut adalah "sangat perlu sakali"
Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menyadarkan anak negeri ini agar tidak membiasakan hidup dalam ke-mubazir-an yang sering menimbulkan sampah makanan dan agar peduli sampah-sampah.Â
Sampah yang kita produksi atau kita hasilkan tersebut jangan dibuang sembarangan, dan menyadarkan pentingnya menjaga  kelestarian lingkungan.Â
Lingkungan yang bersih, nyaman, dan asri, akan menciptakan ketenangan, ketenangan akan mendorong produktivitas anak negeri ini. Selamat Berjuang!
oleh Amidi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H