Kalah Bersaing Tapi Ada Sisi Menang.
Dalam dunia bisnis,  apa saja model strategi yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam rangka meningkatkan volume penjualan-nya, menurut saya,  boleh-boleh saja, asal tidak  melanggar etika bisnis.
Begitu juga dalam  melakoni "pasar lima tahunan" tersebut, segala macam strategi  yang dilakukan mereka dalam rangka memenangkan persaingan termasuk dalam meningkatkan volume perolehan konsumen pada produk intinya,  menurut saya,  boleh-boleh saja, asal tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh  lembaga penyelenggara "pasar lima tahunan" (KPU).
Strategi yang dilakukan oleh pihak yang melakoni "pasar lima tahunan" tersebut, berbeda antar pelaku yang satu dengan yang lain (pesaing). Saya mencermati paling tidak ada tiga indikasi  model strategi dari pelaku "pasar lima tahunan" tersebut  yang mereka lakukan, yang tercermin  dari tiga indikasi berikut ini.
Indikasi pertama, ada yang beranggapan yang penting mereka menawarkan atau memutuskan untuk menawarkan produk turunan yang akan digemari/disukai oleh banyak  konsumen, karena keyakinan/kesalehan  "mayoritas" golongan konsumen yang ada di negeri ini sama dengan keyakinan/kesalehan salah satu dari paket produk turunan yang ditawarkan (pasangan calon). Terlepas  produk turunan yang ditawarkan tersebut nantinya  menang atau tidak atau kalah bersaing atau tidak, yang penting produk turunan yang dijual tersebut dapat meningkatkan  volume perolehan konsumen, agar pelaku "pasar lima tahunan" tersebut dapat mengahantarkan produk turunanya yang lain untuk bisa masuk arena pasar yang bergengsi (parlemen) yang dituju oleh banyak pesaing.
Indikasi kedua, ada juga yang sengaja menawarkan produk turunan mereka sebagai produk yang diyakini dari kekuatan/kemapanan lembaga publik yang mereka "mesrai" bisa memenangkan persaingan (karena mereka juga unggul dalam pasar lima tahunan sebelum-senelumnya), apalagi mereka tahu bahwa mereka akan mendapat dukungan dari "otoritas pengatur pasar yang memang sedang berkuasa", terlepas ada tidaknya unsur "XWZ" nya, yang banyak ditakui pasar.
Indikasi ketiga, ada yang juga yang sengaja mengandalkan "kebesaran" yang disandang  oleh pelaku "pasar lima tahunan"  selama ini,  yakni dimana setiap diselenggarakan  "pasar lima tahunan" tersebut, untuk beberapa priode "pasar lima tahunan" belakangn ini,  perolehan konsumen-nya sangat banyak (dominan) bahkan menjadi pimpinan pasar (market leader).
Dari sajian penawaran pihak yang melakoni "pasar lima tahunan"  tersebut,  ternyata  penawaran pada indikasi  kedua yang dapat memenangkan persaingan alias memperoleh konsumen terbanyak. Sedangkan  penawaran pada idnikasi pertama  dan  ketiga, terutama penawaran pada indikasi  pertama yang sebelumnya diyakini akan memperoleh suara terbanyak, dengan dasar  mayoritas  konsumen memang selayaknya membeli produk turunan  yang dijual tersebut.
Eh,  "ternyata" untuk sementara, sepertinya pelaku "pasar lima tahunan" yang mengusung indiaksi pertama kalah bersaing, namun dibalik itu semua, pihak yang melakoni "pasar lima tahunan" tersebut, sepertinya  memperoleh keuntungan dari sisi naiknya  volume perolehan konsumen. Mengapa?, karena kebanyakan konsumen yang membeli produk turunan yang ditawarkan tersebut, membeli juga produk turunan lain yang ikut ditawarkan oleh pelaku "pasar lima tahunan" yang menawarkan produk turunan yang diyakini akan menang bersaing tersebut.
Bagaimana Sebaiknya?
Jika menilik dari produk yang ditawarkan di pasar pada umum-nya, sebaiknya produk yang kita tawarkan tersebut adalah sesuai dengan tingkatan produk yang lazim dilakoni pelaku bisnis pada umumnya.