Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jika Mau Memangkas Subsidi BBM Harus Dilakukan dengan Kehati-hatian (Prudential)!

20 Februari 2024   14:18 Diperbarui: 21 Februari 2024   17:15 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menjanjikan program makan siang gratis plus susu untuk anak-anak sekolah dan pesantren. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via KOMPAS.com

Berdasarkan pengalaman, bahwa kenaikan harga energi  dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di negeri ini lebih disebabkan oleh adanya pengurangan subsidi energi dan BBM itu sendiri. Dengan kata lain, akibat adanya pengurangan subsidi, terutama subsidi BBM, maka akan berdampak pada penyesuaian harga BBM subsidi, harga BBM subsidi cendrung naik.

Beberapa hari ini media massa baik cetak maupun elektronik dan  media sosial ramai memberitakan bahwa calon presiden yang memperoleh suara terbanyak versi perhitungan cepat (quick count) merencanakan akan melakukan pengurangan subsidi energi dan  BBM, karena subsidi energi dan BBM tersebut dirasakan masih relatif besar dan  untuk  pembiayaan dalam merealisasikan salah satu  produk atau salah satu program yang diusung calon, yakni makan gratis.

Kompas.com,  mensinyalir bahwa pada saat ini beredar kabar,  Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto bakal memangkas subsidi energi termasuk di dalamnya subsidi BBM untuk mendanai makan siang gratis. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Tim Kampanye (TKN)  Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno dalam wawancara di salah satu media.  

Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Drajad Wibowo, ia mengatakan, dirinya sudah mengonfrimasi kabar tersebut kepada Eddy. Dia mengatakan, Sekretaris Jendaral Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut tidak pernah menyatakan pemangkasan subsidi energi dan BBM demi program makan siang gratis. (Kompas.com, 16 Pebruari 2024)

Pada  bagian lain,  Ekonom  sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai rencana Prabowo Subianto, calon Presiden (capres)  2024-2029, dalam memangkas  subsidi BBM untuk makan siang gratis tidaklah tepat. Bima menuturkan, idealnya pemangkasan subsidi energi untuk mendorong masyarakat beralih  ke energi yang lebih bersih dengan harga terjangkau  dan penambahan transportasi publik. (bisnis.com, 17 Pebruari 2024)

Hal tersebut, ditanggapi oleh  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Arifin Tasrif, beliau  buka suata terkait rencana calon Presiden Prabowo Subianto yang ingin memangkas anggaran subsidi energi saat menjabat nanti.  Menurut Arifin, hal tersebut sah-sah saja dilakukan  oleh seorang pemimpin negara. 

Ia mengaku, jika memang dilakukan, maka kementerian ESDM hanya bisa melaksanakan. Dalam hal ini,  Wakil Ketua Tim Kamnye Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno sebelumnya mengatakan pemerintahan Prabowo dapat  menyesuaikan dana subsidi energi selama dua hingga tiga bulan kedepan, setelah menjabat pada bulan Oktober mendatang.  (CNN Indonesia, 16 Pebruari 2024).

Terlepas dari memangkas subsidi BBM untuk kepentingan apa pun, Terlepas dari memangkas subsidi BBM untuk menuju harga keekonomian,  yang jelas rencana pemangkasan subsidi energi dan BBM tersebut harus disikapi dengan berhati-hati. Saya mencermati, setiap  kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk memangkas subsidi energi, terlebih subsidi  BBM tersebut memberi implikasi/dampak negatif luar biasa terhadap perekonomian negeri ini. 

Tidak hanya  berdampak pada penyesuaian harga BBM subsidi atau kenaikan harga BBM subsidi saja, tetapi lebih jauh lagi, akan mengganggu tatanan perekonomian, akan terjadi gejolak kenaikan harga-harga barang dan jasa (inflasi), akan terjadi kelangkaan BBM subsidi, akan terjadi penyelundupan BBM subsidi, akan terjadi antrian panjang yang sebelumnya sudah terjadi bahkan sampai saat ini pemandangan antrian  masih saja terjadi.

Untuk itu, sekali lagi, perlu ke hati-hatian (prudential), apabila kita akan memangkas dan atau mengurangi subsidi BBM tersebut, terlepas dari itu semua, terlepas dari harga BBM belum memang belum mencapai harga keekonomian, untuk itu sebelum memutuskan untuk memangkas subsidi BBM perlu dipertimbangkan dengan matang.

Pemangkasan Menimbulkan efek Berlarut.

Berdasarkan pengalaman, mulai dari pemerintahan "orde baru" sampai pemerintahan saat ini, implikasi/dampak  kenaikan harga BBM subsidi tersebut, tidak hanya menyita waktu satu ata dua bulan saja, tetapi akan berlarut-larut.  Terkadang, setelah adanya kesimbangan baru (news equilibirium) pasca  beberapa waktu kedepan setelah adanya kenaikan harga BBM subsidi tersebut, dampak kenaikan harga yang ditimbulkan akibat adanya kenaikan harga BBM subsidi tersebut terkadang berlarut-larut, terkadang dampaknya sampai pada kebijakan pemangkasan berikutnya. Dahsyat, Bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun