Cegah  Tindakan "Invisible Hand" Agar Kenaikan Harga Beras Tidak Semakin Parah!
Oleh Amidi
Kenaikan harga beras kali ini berbeda dengan kenaikan harga beras pada saat musim kemarau dan atau el nino beberepa bulan yang lalu.  Kenaikan haras beras pada saat itu, karena kemarau atau el-nino,  petani gagal panen, menyebabkan  stok beras menipis alias berkurang, sehingga untuk memenuhi permintaan akan beras  masyarakat terganggu, tak ayal lagi harga beras naik.
Namun kenaikan harga beras saat ini, beberapa hari menjelang pesta demokrasi ini berbeda, Berdasarkan informasi yang berkembang, kenaikan harga beras tersebut disebabkan karena banyaknya atau meningkatnya permintaan beras di pasar, terutama dalam rangka memenuhi permintaan pemerintah untuk menjalankan program  bantuan sosial  (bansos) 10 kg beras kepada 22 juta keluarga  penerima manfaat (KPM).
Dalam CNN Indonesia, 12 Pebruari 2024, Bulod dan  Badan Pangan mensinyalir bahwa mereka telah memasok dan atau menjual beras Stabilitas  Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bahkan akan terus  ditingkatkan. Mereka akan meningkatkan beras SPHP sampai 200 persen kalau perlu karena benar-benar SPHP ini  sedang dibutuhkan masyarakat, penyaluran  beras tersebut juga menyasar ritel modern, agar masyarakat mudah menjangkaunya.
Namun Bayu selaku Petinggi  Perum Bulog menemukan  anomali dalam penjualan beras di toko ritel modern. Informasi yang masuk ke pihak bulog, bahwa  beras dipasok 1.000 kg (5 kg satu sak) yang berarti akan ada 200 sak,  namun beras tersebut habis dalam setengah jam, ternyata yang membeli bukan rumah tangga, kalau masyarakat umum yang membeli satu sak (5 kg) tersebut, seharusnya pasokan tersebut bisa lebih dari dua  minggu baru habis.
Detikcom, 12 Pebruari 2024, mensitir bahwa beras langkah di alfamart dan di Indomaret serta di toko-toko selaku pengecr, karena adanya kekosongan atau pembatasan stok beras premium, sehingga pembelinya dibatasi hanya 2 pcs  per orang per hari.  Pihak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Apindio) mengatakan keterbatasan  dan kekosongan beras  di ritel modern disebabkan  karena pengusha  saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.
Untuk itu di dalam Republika.co.id, 12 Pebruari 2024,  diberitakan bahwa penyaluran bantuan pangan beras dihentikan sementara sejak Kamis (8/2/2-24), harga beras langsung melonjak, baik untuk beras  kelas medium maupun beras kelas premium.
Dikutip dari  Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras nasional di tingkat  pedagang eceran naik signifikan dibandingkan sepekan lalu. Harga beras premium secara nasional  kini dibandrol di level Rp. 16.030,- per kg atau naik 2,56 persen dibandingkan harga pada 5 Pebruari 2024. Sementara harga beras  medium berada di level Rp. 14,520,- per kg atau sudah naik 5,91 persen dibandingkan harga 5 pebruari 2024.
bungko,desa.id, 01 Pebruari 2024,  mensitir bahwa pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan penundaan sementara program bantuan sosial (bansos) beras 10 kg  untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Penghentian ini berlangsung dari tanggal 8 hingga  14 Pebruari 2024, selama masa pemilu.
Permintaan Mendadak.