Jangan Gadaikan Harga Diri, Harkat dan Matabat  "Mu" Demi "Cuan Recehan" Yang Menggoda Sesaat!
oleh Amidi
      Hampir dapat dipastikan setiap  detik-detik menjelang pencoblosan atau detik-detik pemilih  akan memberikan hak suara-nya  ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), akan terjadi "serangan pajar" alias akan ada aksi membagikan  "cuan recehan"  (baca: uang dalam jumlah puluhan atau ratusan ribu) yang dikeluarkan calon dan atau yang akan dibagikan tim sukses calon (calon pimpinan negeri ini, DPR, DPRD dan lainnya)
      Secara umum "cuan recehan" yang dibagikan oleh calon dan tim sukses-nya tersebut beragam, ada yang  besaran-nya  seratus ribu rupiah, ada yang besaran-nya dua ratus ribu rupiah per orang atau per pemilih. Ini tergantung dengan kemampuan pihak mereka yang akan membagikan "cuan recehan" tersebut.
      Kemudian, "cuan recehan" yang dibagikan tersebut, terkadang tidak langsung dari calon dan tim-nya yang terlibat langsung, terkadang ada yang mensponsori-nya, yakni  pihak yang ingin memenangkan "jagoan"-nya tersebut.
      Namun, yang jelas "cuan recehan" ini, sepertinya akan menjadi "senjata ampuh" untuk menyerang (mempengaruhi) pemilih yang akan menyalurkan hak pilihnya tersebut.
    Mengapa  "Cuan Recehan"  Ampuh?
      Aksi membagikan  "cuan recehan" oleh tim calon dan atau tim sukses-nya tersebut, atau yang dikenal dengan sebutan "serangan pajar" tersebut, sepertinya akan bertahan dari priode pesta demokrasi yang satu ke priode pesta demokrasi yang lain. Mengapa?, karena aksi membagikan  "cuan recehan"  sebagai  media serangan pajar tersebut, sudah ada yang memulai-nya jauh sebelumnya.
      Tidak hanya itu, ternyata aksi membagikan "cuan recehan" sebagai media  serangan pajar tersebut ampuh untuk menggiring pemilih, sehingga pemilih  "tergoda secara instan" untuk memilih pihak yang melakukan aksi membagikan "cuan recehan" atau pihak yang melakukan serangan pajar tersebut.
      Memang perlu didalami lagi kebenarnya, namun berdasarkan informasi yang berkembang dikalangan pemilih, pemilih yang tadinya sudah mengantongi pilihan atau sudah mengantongi nama calon yang akan dipilih-nya, sesaat bisa berubah, karena pemilih merasa ber-utang budi dengan pihak yang melakukan aksi membagikan "cuan recehan"  tersebut. Apalagi, jika  ada pesan khusus, bahkan memang petugas yang membagikan-nya tersebut harus memberi pesan khusus,  pesan khusus  tersebut secara langusng dilakukan oleh  pihak yang melakukan akasi membagikan "cuan recehan"  kepada penerima-nya, misalnya; "bapak/ibu/saudara ini (cuan recehan) tolong diterima, namun jangan lupa ya memilih si .....("ia menyebutkan nama yang dimaksud").
Kemudian, aksi membagikan "cuan recehan" ini, memang ampuh, karena masih banyak anak negeri ini selaku pemilih yang memang masih butuh dengan "cuan recehan" tersebut. Mereka menimbang-nimbang, dan berujar; "lumayan,  cuan recehan ini bisa dibelanjakan sembako", "lumayan cuan recehan ini bisa dibelikan rokok untuk  jatah satu minggu", dan berbagai ujaran lainnya.