Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mari Menyempurnakan Konten Iklan di Televisi agar Benar-benar Dapat Menggoda Konsumen (Pemilih) Terutama Pemilih Masih Labil!

9 Februari 2024   13:42 Diperbarui: 9 Februari 2024   13:44 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Mari Menyempurnakan Konten Iklan  Di Televisi Agar Benar-benar Dapat  Menggoda Konsumen atau Pemilih (Terutama Pemilih Yang Masih Labil)

oleh Amidi

Tulisan ini sepertinya  terlambat, tetapi masih bisa di acuh, karena masih ada waktu sebelum hari "H",  (maaf)  saya baru mendapat ide beberapa menit yang lalu, semoga bisa menginspirasi.

Dalam rangka menjaring konsumen (pemilih) sebanyak-banyak, berbagai langkah telah dilakukan oleh pengurus partai, termasuklah membuat dan menayangkan iklan di media televisi, baik di televisi milik pemerintah maupun televisi  milik swasta.

Rata-rata konten iklan yang ditayangkan di televisi tersebut,  ajakan yang berlomba-lomba berusaha mengagaet konsumen (pemilih) dan dapat dipastikan semua partai yang melakukan iklan di televisi tersebut, berharap agar para pamirsa/penonton televisi tersebut "tergoda" dan pada saatnya akan membeli atau memilih partai lengkap dengan produk (calon presdiden, wakil presiden, DPR, DPRD, dan nanti disusul memilih kepala daerah)  yang mereka tawarkan.

Bintang Iklan.

Bila kita saksikan bintang iklan atau pemeran iklan adalah orang atau komponen partai yang menayangkan iklan-nya  di televisi tersebut,  rata-rata atau sebagian besar yang menjadi bintang iklan atau memerankan iklan adalah pimpinan partai atau komponen pengurus partai, sedikit sekali yang menggunakan pihak lain (baca: artis dan public pigur lainnya).

Kalau pun ada, bintang iklan atau pemeran  iklan dari kalangan public pigur, artis atau seleberiti, iklan tersbut bersifat umum. Misalnya iklan tentang agar konsumen (pemilih) menggunakan hak pilihnya, agar konsumen (pemilih) tidak saling mencaci maki atas perbedaan pilihannya, agar konsumen (pemilih)  jangan menjelekkkan calon yang satu dengan calon yang lain atau jangan  menjelekkan antara partai yang satu dengan partai yang lain.

Menurut saya, tidak salah, kalau partai menggunakan bintang iklan untuk mempromosikan partai dan produk (calon) yang akan kita tawarkan/jual tersebut menggunakan bintang iklan atau pemeran iklan dari kalangan public pigur dalam artian atis atau seleberiti yang banyak penggemarnya, yang banyak pengagumnya, yang banyak pengikutnya.

Seperti promosi atau iklan yang dilakukan oleh pelaku bisnis, ada yang menggunakan/memakai bintang iklan atau pemeran iklan dari kalangan seleberiti, seperti seleberiti dari kalangan dai atau mubaligh, seperti mubaligh perempuan  yang berinisial "M-D" atau mubaligh pria yang berinisila "M" , karena pelaku bisnis tahu betul bahwa sang mubaligh  tersebut walaupun penampilannya tidak identik atau tidak sekapasitas dengan penampilan seleberiti dari kalangan artis, tetapi pengkutnya bayaaaaaaaak bangeeeeet. Diharapkan, dengan massa yang banyak, dengan pengikut yang banyak dengan pengagum yang banyak, dengan pendengar yang bakyak tersebut, akan membeli produk yang ditawarkan pelaku bisnis tersebut dan sekaligus akan menjadi pelanggan.

Harus Ada Yang Khas.

Bila dicermati, konten iklan yang ditayangkan ditelevisi tersebut, saya menyaksikan,  masih bersifat umum dan belum ada konten iklan yang khas yang akan menjadi pendorong konsumen (pemilih) untuk ingat selalu dengan konten iklan yang ditayangkan oleh partai dalam menjual partai dan menjual produk (calon)  tersebut.

Untuk itu , konten iklan yang kita tawarkan harus ada ke-khas-an tersendiri. Jika belum, mari kita merevisi konten iklan kita dengan menambahkan/mencantumkan konten yang ada ke-khas-an nya tersendiri, mumpung masih ada waktu.

Contoh pada saat PDI Perjuangan menang pada pemilu beberapa dekade yang lalu, ada konten iklan yang khas yakni "COBLOS MONCONG PUTIH", dengan demikian  konten iklan tersebut menjadi populer dikalangan semua kalangan termasuk anak-anak yang belum masuk kategori konsumen (pemilih) pun hafal dengan konten iklan tersebut.

Untuk menciptakan konten iklan yang khas tersebut, silakan pengurus atau komponen partai berkreasi, dalam beberapa waktu ke depan ini, segera dilakukan, karena kita diburu waktu, yang tinggal hitungan hari saja.

Bagaimana Sebaiknya?

Sebetulnya, mengingat hari "H" pesta demokrasi tinggal menghitung hari, sepertinya termabat, bila kita melakukan perubahan konten iklan yang kita tayangkan di televisi tersebut. Namun, menurut saya, tidak ada kata terlambat.

Mari kita menamabah atau mengurangi atau merubah atau merivisi  konten iklan kita tersebut,  agar benar-benar dapat menggoda dan mendorong konsumen (pemilih) untuk benar-benar membeli atau memilih partai dan produk (calon) yang kita jual atau kita awarkan tersebut.

Ini penting, terutama untuk konsutmen (pemilih) yang belum ada pilihan atau yang belum mengantongi pilihannya, atau untuk pemilih yang masih labil, sehingga konusmen (pemilih) yang masih labil ini, bisa kita giring untuk menjadi konsumen (pemilih) kita.

Buat konten iklan yang singkat dan padat agar melekat dibenak/dimemori konsumen (pemilih), sehingga padaa saatnya nanti, dibilik suara terngiang-ngiang konten iklan yang kita dengung-dengungkan di televisi tersebut, yang akan menggiring tangan mereka untuk mencoblos partai dan produk (calon) yang kita tawarkan tersebut. Semoga, Semoga, Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun