Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Aspek "Cuan" dalam Memilih Membuat Pemilih Tidak Bangga dan Justru Memproduksi Dosa!

31 Januari 2024   14:15 Diperbarui: 31 Januari 2024   15:14 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilih Seharusnya Tidak Bangga Justru Berdosa.

Bila pemilih menerima cuan yang akan  dibagikan oleh calon dan tim sukses-nya tersebut, maka bila calon tersebut "terpilih" atau "menang" atau "jadi",  maka calon yang terpilih atau menang atau jadi tersebut membuat pemilih tidak bangga bahkan menjadi bumerang dalam belantika dunia perpolitikan dan dunia demokrasi di negeri ini.

Pemilih tidak perlu merasa bangga dengan calon yang terpilih, atau calon yang menang atau calon yang jadi tersebut, bila pemilih ikut mendukung   unsur kecurangan atau penyimpangan tersebut termasuk dengan membagikan cuan tersebut.

Kemudian calon yang terpilih, atau menang, atau jadi tersebut yang dalam proses pemilu  membagikan cuan tersebut pun seharusnya tidak merasa bangga, dan yang jelas calon terpilih, atau memang atau jadi tersebut selain akan bertindak tidak dalam koridor kepemimpinan yang sebenarnya pada saat memimpin, juga akan melakukan tindakan yang tidak memihak kepada rakyat selaku pemilih, mereka akan mengutamakan golongan dan kepentingan diri sendiri dan kroni-nya. Lebih jauh lagi tugas mensejahterakan rakyat selaku pemilih jauh panggang dari api. Sedih, bukan?

Sebenarnya tidak hanya pemilih dan calon terpilih, atau memang atau jadi tersebut saja yang tidak bangga,  tetapi mereka pun akan merasa dihantui perasan bersalah (berdosa), karena tindakan menerima cuan tersebut adalah tindakan yang dilarang dalam agama mana pun, karena pemilih telah mendorong dan menghidup suburkan "kezoliman" yang pada akhirnya akan memproduksi pemimpin yang "zolim". Naudzubillah Min Dzalik!.

Bila pemilih menumbuh suburkan cara-cara yang curang dan menyimpang tersebut, bukan hanya membuat pemilih dan semua anak negeri ini tidak bangga atas hasil  proses pemilu tersebut, tetapi lebih jauh lagi pemilih dan semua anak negeri ini akan terus memproduksi dosa, terlebih bagi pemilih yang menerima kecurangan atau penyimpangan tersebut.

Memproduksi dosa, pada dasarnya, tidak hanya memberi imbas kepada orang yang memproduksi dosa itu saja, tetapi anak negeri ini selaku pemilih  yang tidak menerima atau menolak cuan yang diberikan atau dibagikan   calon dan tim sukses-nya pun, termasuk anak negeri ini yang bukan atau belum masuk katagori pemilih pun akan terkena imbas tindakan  "produksi dosa" tersebut.

Jangan heran, jika bencana datang bertubi-tubi, jangan kaget jika alam berontak sekuat tenaga, jangan panik, jika ada peringatan alam bahwa ia sudah bosan melihat tingkah laku anak negeri ini yang "menyimpang" tersebut  (meminjam lirik lagu Ebit G. Ade).

Bagaimana sebaiknya?

Sebaiknya bagi pemilih dan semua anak negeri ini yang peduli terhadap negeri ini, lakukanlah proses pemilihan tersebut dengan benar, agar menghasilkan pemiliu yang baik dan benar pula.

Lakukanlah pemilu sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan oleh petinggi negeri ini dibidang-nya tersebut, agar semua proses pemilu berjalan dengan baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun