Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Menumbuhkan Kesadaran Pebisnis Membayar Konsumen dan Karyawan yang Ikut Mempromosikan Produknya!

27 Januari 2024   14:22 Diperbarui: 29 Januari 2024   11:47 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Beberapa waktu yang lalu, sudah pernah saya tulis di Kompasiana ini tentang mengapa konsumen tertarik dan sekaligus ikut mempromosikan unit bisnis dan atau produk yang diprosuksi oleh pelaku bisnis. 

Pada kesempatan ini, saya tergelitik menulis selayaknyalah pelaku bisnis membayar konsumen dan sekaligus karyawan yang ikut mempromosikan produk dan unit bisnis pelaku bisnis tersebut.

Seiring dengan semakin digandrunginya merek yang sekaligus menjadi brand suatu unit bisnis dan atau suatu produk, maka semakin tinggi nilai kecintaian, nilai kesenangan konsumen atau masyarakat terhadap suatu produk atau unit bisnia tersebut, bahkan justru sampai ada yang "ngebet banget".

Banyak contoh yang bisa dikemukakan disini. Misalnya pada unit bisnis otomotif roda empat, kita kenal dengan suatu merek yang sekaligus menjadi brand, yakni "toyota". 

Misalnya pada unit bisnis otomotif roda dua, kita kenal dengan suatu merek yang sekaligus menjadi brand, yakni "honda". 

Misalnya pada unit bisnis pasta gigi, kita kenal dengan merek yang sekaligus menjadi brand, yakni "pepsodent". 

Misalnya pada unit bisnis deterjen, kita kinal dengan merek yang sekaliguas menjadi brand, yakni "rinso". 

Begitu juga dengan merek dan atau brand suatu produk lainnya, yang kesemua itu, barang tentu pelaku bisnisnya, dapat menguasai pasar atau memimpin pasar (market leader)

Bukti cinta atau kesenangan konsumen terhadap produk atau unit bisnis tersebut, terkadang mereka sudah memiliki produk tersebut, kita berikan "gantungan kunci", kita berikan "stiker", kita berikan "jaket", kita berikan "payung" dan lainnya.

Dengan merek produk kita tersebut, mereka menerima dengan senang hati, mereka gunakan, mereka pakai, karena mereka telah jatuh cinta dan menyenangi produk tersebut.

Bahkan, tidak diberikan atribut-atribut tersebut pun, terkadang mereka sendiri yang meminta kepada pelaku bisnis atau pihak yang menjual produk kita tersebut, apakah berupa, "payung", "topi", "jaket", "stiker" dan lainnya. Bahkan terkadang, ada yang mau membeli kalau dijual, atribut produk kita tersebut, saking senangnya.

Namun, sebaliknya, bila konsumen kurang bahkan tidak mencintai atau tidak menyenangi terhadap produk kita tersebut, jangankan mereka mau meminta, kita berikan saja atribut dari produk yang kita jual tersebut, mereka tidak mau menerimanya, karena mereka kurang mencintai atau kurang menyenanginya.

Mendorong Konsumen Senang

Dari pernyataan di atas, jelas bahwa bila konsumen sudah jatuh cinta dan atu menyenangi produk kita, maka bukan saja mereka akan menggunakan atau memakai produk tersebut saja, tetapi atribut yang menyertai produk kita tersebut pun, mereka juga senang menerimanya, baik dengan cara diberikan maupun mereka meminta sendiri atau dengan cara membeli.

Dengan demikian, maka tugas pelaku bisnis adalah bagaimana berupaya untuk membuat konsumen menyenangi atau menyangi produk yang mereka tawarkan/jual tersebut.

Banyak jalan atau upaya yang bisa dilakukan agar produk kita disenangi atau disayangi oleh konsumen, menurut saya yang lebih penting adalah pelaku bisnis harus menggiring agar konsumen sudah menjadi tak asing lagi terhadap merek produk kita, kemudian merek produk kita tersebut sekaligus harus menjadi brand, yang menonjolkan berbagai kelebihan dan keandalannya.

Begitu konsumen mendengar nama produk kita, mereka otomatis langsung mengingat dan mengetahui berbagai kelebihan dan  atau keunggulan suatu produk kita tersebut, suatu produk yang kita tawarkan atau kita jual tersebut.

Jika sudah demikian, maka produk kita dapat dipastikan akan terkenal dan akan menguasai pasar dan lebih jauh lagi akan memimpin pasar (market leader).

Ini penting, walaupun lokasi bisnis kita atau gerai kita jauh dari keramaian atau jauh dari lokasi pasar pada umumnya atau tersembunyi sekalipun, konsumen akan mengejar dan mau menuju ke lokasi kita tersebut. 

Contoh di Palembang, ada suatu toko yang menjual perlengkapan rumah tanggah, dengan merek tokok "istana plastik", yang lokasi tokonya masuk gang kecil, mobil masuk pun sulit, kalau pun bisa masuk, hanya terbatas, namun toko tersebut ramai dan terus diburu konsumen.

Konsumen/Karyawan Mempromosikan Selayaknya Dibayar

Konsumen atau masyarakat yang menyenangi suatu produk yang kita tawarkan/jual tersebut, atau unit bisnis yang kita lakoni tersebut, sering kita lihat mereka ikut mempromosikan produk kita tersebut, baik konsumen sendiri maupun terkadang karyawan kita yang secara tidak sengaja ikut memprosikan produk kita atau mempromosikan unit bisnis kita.

Konsumen yang ikuti mempromosikan produk kita atau unit bisnis kita tersebut, misalnya, seperti di atas, dikatakan bahwa mereka rela dan senang memakai/menggunakan produk kita dan atribut yang melengkapi produk kita, seperti memakai/menggunakan produk berupa "mobil", memakai/menggunakan atribut yang melengkapi produk berupa "mobil" kita, seperti memakai/menggunakan "topi merek mobil kita tersebut".

Karyawan kita yang ikut mempromosikan produk kita atau unit bisnis kita tersebut, misalnya, karyawan ritel modern, setiap hari memakai seragam dengan warna khas dan lambang ritel modern tersebut. 

Begitu juga dengan karyawan bidang lain, setiap hari mereka memakai seragam dengan warna, corak, dan lambang tertentu yang sudah kita rancang tersebut.

Nah, maksud saya, apakah tidak sebaiknya pelaku bisnis yang mmiliki produk atau pelaku bisnis yang memiliki bisnis tersebut, membayar konsumen atau karyawan mereka. 

Terlepas apakah bentuk pembayaran yang akan dilakukan oleh pelaku bisnis atau pemilik produk tersebut, dengan cara potongan harga terhadap konsumen yang ikut mempromoSIkan atau berupa tunjangan bagi karyawan yang ikut mempromosikan tersebut.

Misalnya, bagi konsumen yang mau memakai/menggunakan atribut dari produk kita tersebut, kita bayar dengan besaran tertentu dengan ketentuan tertentu pula. 

Begitu juga dengan karyawan kita tersebut, bagi karyawan kita yang patuh dan taat dengan ketentuan memakai pakaian seragam yang ada logo, lambang, merek dan corak khas unit bisnis kita tersebut, kita akan berikan konpensasi berupa tunjangan, tinggal apa-lah nama tunjangan tersebut, apakah tunjangan seragam dan lengkap dengan biaya pemeliharaan seragam tersebut.

Memang, ada pelaku bisnis yang sudah melakukan "pembayaran" terhadap konsumen yang ikut mempromosikan produknya, baik dengan jalan memakai/menggunakan produk atau memalai/menggunakan atribut yang menjadi pelangkap produk, namun jumlahnya sangat kecil sekali.

Memang, ada pelaku bisnis yang sudah menyisikan dana atau nggaran dan pembayaran kepada karyawan yang ikut mempromosikan unit bisnisnya melalai pakaian seragam tersebut, namun jumlahnya masih sedikit. 

Bahkan ada, pelaku bisnis yang hanya membelikan dasar saja, silakan karyawan yang melanjutkannya untuk dijadikan baju seragam, dan itu pun terkadang bertahun-tahun hanya satu stel pakaian seragam.

Untuk itu ke depan ini, kita dorong agar pelaku bisnis yang produknya ikut dipromosikan oleh konsumen dan karyawan atau pihak tertentu tersebut, hendaklah "dibayar", tinggal pengaturan model dan atau sistem pembayarannya saja.

Ini penting, agar konsumen merasa dihargai dan begitu juga dengan karyawan, sehingga pada saatnya konsumen semakin jatuh cinta dengan produk dan atau unit bisnis kita.

Karyawan semakin memiliki atas unit bisnis kita dan mereka terus betah dengan tempat kerja mereka, serta mereka akan terus akan mendoakan agar unit bisnis kita maju dan berkembang.

Tidak hanya itu, mereka akan terdorong untuk meningkatkan kinerjanya melalui "pembayaran" atau konpensasi yang diberikan dengan adanya langkah mereka untuk mempromosikan poduk dan atau unit bisnis kita tersebut. 

Selamat Berjuang!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun