Oleh Amidi
Â
Sekali lagi, mencermati keberadaan Kompasiana yang sudah berusia 15 tahun dan baru saja mempublikasi STATISTIK KOMPASIANA 2023, ada beberapa hal yang menarik untuk disimak dan dicermati, salah satu-nya lagi adalah masalah tulisan yang menghiasi platform blog yang bergengsi ini.
Jika dicermati, tidak sedikit tulisan yang masuk setiap hari, yang dipublikasikan pada platform blog ini. Ribuan kompasianer yang setia  terus menerus secara rutin menulis, ada yang menulis materi yang tergolong dalam bidang humaniora, bidang hiburan, bidang lyfe, dan  berbagai bidang keilmuan dan lainnya.
Bila disimak, penulis yang menulis tersebut, didorong oleh berbagai latar belakang, ada yang memang getol menyalurkan hobi (hobi menulis), ada yang menulis mengejar point bagi tenaga penagajar, ada yang mau mengembangkan ilmu yang didapatinya (misalnya mahasiswa), ada yang memang merasa senang dan puas apabila gagasan yang muncul sudah dituangkannya lewat tulisan, ada yang hanya untuk mengisi waktu luang, ada yang menulis demi memburu "cuan" Â dan lainnya.
Dari berbagai latar belakang tersebut, maaf, maaf, maaf, sekedar sharing, ada dorongan yang menggelitik kita sebagai penulis untuk memperoleh K-Rewards yang disediakan oleh pihak kompasiana. Sebenarnya sah-sah saja, boleh-boleh saja mengejar K-Rewards tersebut, namun asal jangan menghilangkan subtansi dari sasaran/tujuan/manfaat dari apa yang akan kita tulis tersebut.
Misalnya, kita ingin agar dibelantika dunia bisnis di negeri ini berjalan baik, beretika dan bijak, maka ide/gagasan/masukan  tentang ekonomi dan bisnis yang kita tulis tersebut harus mengarah pada perubahan, perbaikan dan pembangunan kondisi ekonomi dan bisnis yang ada. Jika dalam perjalanannya, jika dari berbagai tulisan yang sudah kita tuangkan kedalam platform blog ini  sesuai dengan ketentuan dan syarat yang telah ditetapkan oleh pihak kompasiana akan memperoleh/mendapatkan K-Rewards alias "cuan", maka kita terima dan syukuri saja.
Jika belum mencapai/memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak kompasiana, dengan kata lain bila belum memperoleh K-Rewads atau "cuan", upayakan  secara rutin sesuai dengan kesempatan yang ada, kita tetap menulis dan menulis.
K-Rewads VS Tulisan Kerja Tayang.
Bila diperhatikan secara seksama, tidak sedikit kompasianer yang menjadi penulis produktif, kadang sehari ada dua atau tiga tulisan yang ditulis satu orang penulis, rekan-rekan yang produktif tersebut, selayaknyalah kita memberikan apresiasi kepada-nya, karena mereka sudah dapat berlontribusi dalam bentuk pemikiran/gagasan/ide/inovasi dan sebagainya. Namun, menulis sekaligus banyak tersebut jangan sampai berorientasi memburu K-Rewards!, tetapi tetap dalam koridor memberi pencerahan.
Dalam memburu tulisan kejar tayang tersebut, memang sudah selayaknyalah kalau diberi K-Rewads atau "cuan" tersebut. Namun, belum tentu mereka langsung mendapatkannya, karena ada syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak kompasiana. Minimal harus ada 3.000 views atau yang membaca tulisan-tulisan kita dalam priode satu bulan.
Nah, mungkin dengan adanya syarat atau ketentuan tersebutlah, sehingga ada dorongan untuk menulis kejar tayang, agar tulisan kita mencapai minimal 30 judul atau 30 tulisan sebulan. Dengan asumsi akan dilihat/dibaca 100 orang untuk satu tulisan, maka dengan 30 tulisan tersebut, minimal akan ada 3.000 yang akan melihat/membaca-nya. Dengan demikian, maka kita sudah dapat memenuhi syarat dan ketentuan untuk mendapatkan K-Rewards tersebut.
Wajar saja kalau, maaf, maaf, maaf, kalau kita berlomba-lomba mengejar satu tulisan sehari atau mengejar minimal  30 tulisan dalam satu bulan. Dengan demikian, maka wajar, kalau ada yang menulis lebih dari satu tulisan sehari, karena untuk menutupi pada waktu-waktu tertentu kita belum sempat menulis.
Pengalaman saya, begitu dapat ide/gagasan/dan lainnya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, saya kumpulkan terlebih dahulu dibuat di catatan HP (konten NOTE), nanti bila ada kesempatan menulis, dipilah mana  yang harus didahulukan, ditulis terlebih dahulu. Kecuali, jika judul tulisan tersebut memang harus segera, misalnya pada saat hari ibu tanggal 22  Desember yang lalu, begitu paginya saya membaca WA  ada ucapan selamat hari IBU, maka pada pagi tanggal 22 Desember itulah saya langusng menulis tentang "sang IBU" yang dikaitkan dengan ekonomi.
K-Rewards VS Menulis Dengan Hati.
Maaf, pada kesempatan ini, saya sampaikan juga bahwa dalam rangka menjaga kualitas dan kepuasan konsumen (pembaca), kita selaku kompasianer juga harus menjaga kualitas tulisan yang akan kita publikasikan di platform blog yang bergengsi ini. Â Untuk menjaga kualitas tulisan kita, salah satunya kita harus menulis yang didasari dengan "hati".
Jamil Azzaini, dalam jamilazzaini.com, mensinyalir, mengapa kita harus menulis dengan hati? Mengapa kita repot-repot melibatkan  hati saat menulis, bukankah menulis itu  merangkai kata bukan  merangkai hati. Ia menceritakan, seorang penulis yang mengahabiskan kertas banyak yang menjadi sampah, karena isi tulisannya tidak mau diingat, sudah menulis dirobek, banyak buku yang masuk ke toko buku, tetapi  seminggu kemudian masuk box buku untuk di-diskon sampai 70 persen.
Menurut  Jamil Azzaini,  pentingnya menulis dengan hati, karena dalam menulis dengan hati, langit tak selalu berwarna biru,  gunung tak selalu hijau,  rumput tak selalu subur, semua diberi rasa, warna, rangkaian kata tersusun begitu indah, membuat semua orang yang membacanya hanyut, iya tulisan dengan hati mampu  menyentuh hati, dapat menggiring seseorang senyum saat membacanya, menagis, tertawa, kaget bahkan ikut marah saat tulisan membawa emosi si pembaca ke arah yang tidak mengenakkan, luar biasa, bukan?
Tulisan tentang menulis dengan hati ini sudah banyak diangkat keberbagai platform, ke berbagai media. Lihat lebih lengkap Jami Azzaini, "Menulis Dengan Hati", Jamilazzaini.com. Lihat Lila Chou, "3 cara menulis dengan hati" , kompasiana.com, Â 23 Agustus 2020. Lihat Erlina Wijaya, "Menulis Dengan Hati", kompasiana.com, Â 24 Agustus 2023. Lihat Wijaya Kusumah, "Menulislah dari Hatimu, maka Engkau akan Bertemu dengan Pembaca Setiamu", kompasiana.com, 29 Desember 2023.
Sekali lagi, demi meningkatkan kualitas tulisan kita dan demi menjaga kualitas dan integritas kompasiana, mari kita berlomba-lomba menulis dengan hati, mari kita terus menulis.
Terima Kasih Kompasiana dan Saran Buat-Mu.
Â
Saya secara peribadi berterima kasih atas hadirnya platform blog yang bernama "kompasiana.com" ini, sebenarnya saya sudah lama mengetahui keberadaan kompasiana ini, namun  pada tahun 2022 yang lalu saya baru mulai bergabung dengan kompasianer yang ada di kompasiana.
Selama ini saya menulis hanya dimedia massa, koran, majalah dan media lainnya, dan itu terbatas, karena mengingat media tersebut tidak bisa memuat tulisan kita setiap hari, jika kolom opini hanya hari tertentu, misalnya, jika pada koran Sriwijaya Post Palembang, kolom opini ekonomi hanya disediakan pada hari "Rabu" saja, begitu juga media yang lain.
Nah!, begitu hadirnya kompasiana.com, kapan saja dan dimana saja kita mau menulis atau mau mempublikasikan tulisan kita, semua bisa, tanpa ada hambatan, kecuali hambatan tehnis, sinyal dan lainnya itu.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin memberikan saran (advis) kepada pihak pengelola kompasiana, untuk mendorong kompasianer dan kita semua selaku penulis, agar tulisan yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan di platfrom blog yang berengsi ini, kiranya pihak kompasiana memperingan syarat dan ketentuan pemberian K-Rewards tersbebut.Â
Tidak harus sebulan mencapai 3.000 views  semata, tetapi ada syarat lain sebagai penyerta, misalnya bagi kompasianer yang dapat mencapai  3.000 views  atau dapat mencapai 10-15 tulisan/artikel  pilihan (AP)  atau dapat mencapai 5-10 tulisan/artikel utama (AU), mereka sudah berhak mendapatkan K-Rewads tersebut.
Sekali lagi, terima kasih kepada kompasiana yang telah menjadikan kita semakin menjadi kita, atau telah menjadikan aku semakin menjadi aku, terima kasih kepada kompasiana yang telah memberi kesempatan kepada kita  untuk ikut mencerdaskan anak ngeri ini melalui tulisan dan terima kasih kepada rekan-rekan kompasianer yang terus berbagi ilmu dan pengalaman kepada saya, karena saya juga merasa masih harus belajar dan terus belajar. Selamat Berjuang!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H