Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bangun Citra dan Tingkatkan Kepercayaan Konsumen Melalui Branding Merek Bisnis Anda!

19 Desember 2023   06:02 Diperbarui: 19 Desember 2023   06:13 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Dengan semakin banyaknya  konsumen yang akan membeli suatu produk, mendorong anak negeri ini  berlomba-lomba untuk membuka unit bisnis, sehingga pelaku bisnis melakoni bisnisnya tidak sendirian, dengan kata lain bukan Anda sendiri yang mengusahakan bisnis seperti yang Anda lakoni, tetapi akan ada banyak pelaku bisnis lain yang   ikut melakoninya.

Contoh makanan khas suatu daerah/kota  yang diproduksi dan  dijual pelaku bisnis yang tergolong dalam UMKM, katakanlah "pempek" palembang",  akan ada puluhan bahkan ratusan pelaku bisnis yang memproduksi dan  menjual "pempek", baik di Kota Palembang sendiri maupun di tempat lain, begitu juga dengan "bakpia pathok" Yoyakarta, dan seterusnya,

Untuk itu, dengan tidak sendiriannya pelaku bisnis yang melakoni unit bisnis tersebut, maka merek yang sekaligus akan diciptakan sebagai brand dari suatu produk dan atau suatu unit bisnis itu sendiri (merek dagang) menjadi sangat penting untuk dibuat, terlepas unit bisnis tersebut berskala kecil atau besar , terlepas produk yang diproduksi  tersebut dalam kapasitas kecil atau besar. Dengan demikian, sehingga pada saat ini tidak satu produk pun yang tidak ber- merek.

Merek tidak hanya sebagai pembeda suatu produk pelaku bisnis yang satu dengan yang lain,  atau pembeda  dengan produk pesaing.  Lebih jauh dijelaskan  bahwa merek selain sebagai pembeda juga  membantu dalam membangun citra bisnis, sebagai alat promosi, pendorong loyalitas konsumen dan dapat meningkatkan volume penjualan (kontrakhukum.com, 10 Juli 2023)

Pada bagian lain, Keller dalam Tjiptono (2012) menyakan bahwa merek mampu memberikan mafaat bagi pelanggan, sebagai identifikasi sumber produk,  penetapan tanggung jawab pada manufaktur atau distributor tertentu dan pengurang resiko.

Untuk itu, branding merek sangat penting untuk membangun citra  dan memperoleh kepercayaan masyarakat. Brand yang kuat  juga menjadi sertifikasi tidak tertulis untuk jaminan kualitas sehingga membuat para pemangku kepentingan yakin dan percaya terhadap suatu merek. Sementara

brand dapat  meyakinkan konsumen dalam hal memilih suatu produk berdasarkan merek yang melekat dalam suatu produk. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Merek dan  Indikasi Geografis, Nofi,  pada kegiatan Promsi dan Diseminasi Kekayaan Intelektual Komunal yang diselenggarakan oleh Direktorat  Jendral Kekayaan Intelektual di Padang, Sumatera Barat (dgip.go.id,  27 Januari 2022).

Dengan demikian, maka pelaku bisnis tidak boleh meniru branding merek produk pesaing, karena bisa jadi justru akan memperkuat untuk meningat produk pesaing Anda, sehingga Anda sebagai pendatang baru akan kesulitan dalam  persaingan (xendit.co, 14 Juli 2020).

Brand bukan hanya sekedar tulisan atau logo, tetapi lebih kepada citra  dari produk tersebut,  bila produk sudah memiliki brand, maka produk tersebut telah berhasil mendapat tempat yang spesial di hati para pelanggan, dengan kata lain produk tersebut sudah jelas punya ciri khas, karakter, yang membuatnya banyak disukai pelanggan dan tidak ditemukan pada produk lain yang serupa. (komerce.id, 26 Desmeber 2021)

Membangun Citra Postif.

Merek yang kita ciptakant  tersebut harus menjelma menjadi brand atas produk yang kita produksi atau kita jual,  harus menciptakan citra atau image positif. Agar produk kita diminati atau digandrungi, bahkan tidak hanya itu, tetapi produk kita justru akan menjadi  "kebanggaan" konsuemn bila memakai/membelinya. Untuk itu betapa pentingnya membangun citra positif atas suatu produk yang diproduksi atau dijual oleh pelaku bisnis

Saking merek sekaligus brand yang kita bangun  tersebut sudah melekat di hati konsumen, baik dari kualitas, rasa genggsi yang timbul dengan menggunakan/memakai/mengkonsumsi produk kita tersebut, maka tidak jarang merek tersebut ditiru oleh pelaku bisnis yang menyajikan produk dengan merek yang sama, tetapi palsu.

Anehnya, walaupun konsumen sudah mengetahui bahwa produk yang akan dibelinya tersebut produk tiruan atau palsu, karena merek yang mereka pasang/gunakan adalah mencaplok merek produk yang sudah terkenal, namun  konsumen  berlomba-lomba untuk membeli/memakai/mengggunakan produk palsu atau tiruan tersebut. Ini, semata-mata karena didorong rasa gengsi.

Apalagi produk tiruan atau palsu terebut atau ada yang menyebutnya barang "KW 2", dari sisi harga jauh lebih murah, dibandingkan dengan harga produk asli. Sekali lagi, karena  konsumen meresa  "bergengsi" bila memakai/menggunakan produk palsu terebut. Apakah itu pakaian, apakah itu barang elektronik dan setrusnya.

Wajar Konsumen Tergila-gila.

Bila dicermati, butuh waktu yang  tidak singkat dan perjuangan yang tidak ringan dalam membangun suatu merek yang sekaligus menjadi brand dari produk yang kita produksi atau kita jual tersebut.

Bisa kita saksikan sendiri, tidak sedikit pelaku bisnis yang berjuang untuk membangun citra positif atas merek yang sekaligus menjadi brand mereka, dibidang otomotif, kita kenal dengan Toyota, dibidang air mineral, kita kenal dengan Aqua, dibidang makanan siap  saji, kita kenal dengan KFC, dibidang  minuman penghangat (kopi), kita kenal dengan  starbuck, dibidang deterjen, kita dengan Rinso, dibidang pasta gigi, kita dengan Pepsodent, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pelaku bisnis yang mempunyai brand tersebut, selain unit bisnis mereka sudah dapat merajai pasar (market leader), mereka juga sekaligus telah berhasil membangun citra positif, dan berhasil menciptakan keunikan dan kekhasan tersendiri.

Wajar, kalau konsumen tergila-gila dengan produk mereka, contoh sedehana saja, bila konsumen mau membeli air mineral, konsumen tersebut menyebut beli Aqua, padahal air mineral yang akan dibelinya tersebut merek lain, karena brand Aqua sudah terlanjur merasuki hati konsumen, maka menyebut air mineral merek lain pun dengan sebutan Aqua.

Tidak hanya itu, indikasi konsumen tergila-gila atau "ngebet" dengan produk yang sudah mempunyai brand tersebut, tetapi dalam bentuk lain pun mereka pertunjukkan. Misalnya, betapa senangnya konsumen bila menenteng tas atau plastik yang berlogo atau ber-brand produk atau unit bisnis tertentu  yang diberikan oleh pelaku bisnis-nya. Misalnya timbulnya rasa bangga dan gengsi bila konsumen memakai kaos atau cangkir yang berlogo atau ber-brand produk atau unit bisnis tertentu yang diberikan oleh pelaku bisnis-nya. Misalnya, dengan tanpa dipaksa, konsumen mau menempel stiker merek atau brand suatu produk otomotif yang diprodksi produsen otomotif tertentu.

Kesemua itu, menunjukkan bahwa merek yang sudah menjadi brand suatu produk atau suatu unit bisnis yang sudah terkenal dan atau menguasai pasar (market leader), tidak hanya akan membuat konsumen  terpikat saja, tetapi justru dapat mendorong rasa bangga dan meningkatnya rasa gengsi konsumen  bila mereka menggunakan/memakai/mengkonsumsi suatu produk tersebut.

Untuk itu, jika pelaku bisnis sudah menetapkan atau mempunyai merek produk yang diproduksinya atau dijualnya, maka merek tersebut harus dibangun  dengan sentuhan pelayanan (service) yang memuaskan, tampilkan tenaga penjual yang handal dan profesional, berikan pelayanan purna jual, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lakukan riset untuk evaluasi/monitoring atas produk yang kita produksi atau jual tersebut, jika ada kelemahan, jika konsumen merasakan ada yang kurang atas produk yang kita produksi atau jual tersebut, segera lakukan perbaikan sembari terus  meningkatkan kulaitas.

Ini penting, karena di luar sana/di pasar, akan terus hadir pelaku bisnis yang memproduksi atau menjual produk yang sama atau sejenis dengan kita, apakah itu otomotif, air mineral, makanan, kopi, dan seterusnya.

 

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah terus melakukan inovasi atas produk yang kita produksi atau kita jual tersebut, agar senantiasa dapat memenuhi keinginan konsumen dan tetap melekat dihati konsumen. Semoga!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun