Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kesejahteraan Sang Pencerdas Bangsa Masih Perlu Diperjuangkan!

25 November 2023   11:20 Diperbarui: 25 November 2023   11:28 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh Amidi

Setiap tahun negeri ini memperingati hari "guru", sebagai bentuk kepedulian  terhadap guru selaku sosok pencerdas bangsa. Apakah dengan memperingati hari guru tersebut sudah cukup?. Menurut saya, ada faktor penting yang perlu menjadi perhatian kita semua, yakni kesejahteraan guru itu sendiri.

Dalam perjalannya, memang masalah kesejahteraan guru ini sudah sering bahkan berulang-ulang dibahas, namun saya masih merasa perlu membahas  persoalan yang satu ini, terlebih dalam memperingati hari guru kali ini.

Memang, walaupun, kesejahteraan guru ini masih seperti itu-itu saja, tugas mulia-nya tetap mereka jalankan, tetap saja jutaan bahkan miliyaran anak negeri ini menjadi cerdas dan sukses karena jasa sang pencedas bangsa (guru) yang tersebar dibelahan negeri ini.

Masih segar dalam memori kita pernyataan Bapak Pendidikan Nasional  sang Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewandi Soejaningrat yang berbunyai, "Guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa".

Bertolak dari sinilah, sehingga pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor  78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November  sebagai Hari Guru Nasional (HGN).

Teurus Berjuang Tanpa Menuntut.

Pada dasarnya, guru  di negeri ini sembari menjalankan tugasnya "mengajar", "mendidik" dan "membina" anak didik-nya tanpa kenal lelah tersebut tidak begitu terusik dan tidak  menunut dengan tingkat kesejahteraannya tersebut, mereka secara rutin menjalankan tugas mulia-nya.

Jika selama ini terdengar suara gemuru mereka "merengek" untuk meminta kenaikan gaji/honor, terutama guru swasta, itu pun hanya mereka lakukan sesaat dan tidak se-dahsyat aksi tuntutan kenaikan gaji/upah buruh di negeri ini. Ini menunjukkan bahwa mereka tetap bertindak dalam koridor yang wajar dan senantiasa memposisikan dirinya selaku orang yang harus "ditiru" dan atau "dicontoh".

Namun, setidaknya ada sebagian dari anak negeri ini yang mempunyai kapasitas dan power serta kekuasaan mau memperjuangkan sang pencerdas bangsa ini. Tidak sedikit  anak negeri ini dihantarkan oleh guru untuk  menduduki jabatan ini dan itu, dapat ber-orasi dengan piawai didepan publik, menjadi ini dan itu dan masih banyak lagi output dari  jasa yang dihasilkan oleh guru. Jika sudah begini, miris rasanya, kalau kita tidak memperjuangkan mereka.

Kondisi Yang Ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun