Ada banyak faktor yang menyebabkannya. Seperti faktor di atas, selai itu faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kebiasaan petani yang mudah merasa puas dengan produksi yang dihasilkannya.Â
Petani di negeri ini, terutama petani rumah tangga, biasanya mereka melakukan proses tanam dan produksi dengan cara konvensional dan kapasitas yang mereka targetkan tidak muluk-muluk, sedikit sekali yang mempunyai "ambisi" untuk memperoduksi/menanam dalam kapasitas besar. Selain memang lahan yang tersedia tidak mencukupi, memang adanya faktor kontinuitas yang teus berlangusung seperti-seperti itu saja.
Belum lagi adanya hambatan teknis, seperti distribusi yang tidak lancar, cabai yang dihasilkan mudah rusak/busuk, termasuklah sering masuknya cabai dari daerah lain. Seperti di Kota Palembang, cabai yang ada di pasar, sebagaian besar tidak berasal dari daerah yang berada di sekitar kawasan Kota Palembang, tetapi ada yang didatangkan atau dipasok dari daerah lain atau provinsi tetangga bahkan dari Jawa.
Bagaimana Sebaiknya?
Dalam mensolusi persoalan yang satu ini, apa yang harus kita lakukan agar ke depan persoalan yang satu ini tidak "mengalun kembali" alias tidak terulang kembali. Sebaiknya harus ada langkah-langkah antisipasi yang dapat mengantisipasi kekurangan stok cabai dan di pihak petani harus ada reformasi pertanian dan harus ada terobosan baru di pihak petani dan pemerintah selaku pengayom petani.
Perbaikan pola tanam dan pola panen mutlak harus dilakukan. Seperti di atas dikatakan, bahwa akibat pengunaan pupuk yang berlebihan, akan merusak tanah, sehingga mempengaruhi produksi cabai, produksi cabai tidak bisa maksimal.Â
Kemudian, hambatan cuaca (kemarau panjang atau el-nino) yang menyebabkan turunnya jumlah produksi cabai juga mendorong kenaikan harga cabai di-pasar-an. Belum lagi hambatan hama dan faktor alam sekitar, sehingga produksi cabai tidak maksimal tersebut.
Lantas apa yang harus kita lakukan?
Di pihak petani sedapat mungkin mengubah pola tanam dan pola panen. Usahakan menanam cabai secara kontinuitas alias tidak tergantung dengan cuaca dan usahakan ada sentuhan teknologi, sehingga tidak tergantung dengan pupuk semata. Ini penting, selain untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas prodoksi cabai, juga dapat meningkatkan hasil produksi/panen cabai itu sendiri serta petani bisa panen beberapa kali dalam suatu periode.
Kemudian, pihak yang terkait, harus membantu petani untuk mengembangkan areal tanam dan tanah yang dimilikinya untuk menanam cabai tersebut. Kita tahu, selama ini tidak sedikit petani berpindah perofesi dari petani menanam cabai, misalnya, pindah menjadi petani menanam cengkeh dan yang lainnya. Hal ini terjadi, karena petani diimingi-imingi hasil yang lebih menjanjikan. Untuk itu mutlak harus ada langkah/upaya untuk mempertahankan petani cabai tetap sebagai petani cabai.
Pada saat cabai sudah dipanen, masih ada langkah lain yang harus kita lakukan untuk membantu petani cabai tersebut. Kita tahu bahwa cabai ini mudah rusak/busuk. Oleh karena itu, harus ada sentuhan teknologi untuk bisa mempertahankan cabai agar awet. Mengapa tidak, misalnya ada semacam alat penahan rusak/busuknya cabai, sehingga petani dapat menyediakan stok cabainya sesuai dengan peningkatan jumlah permintaan.