Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bagaimana Membangkitkan Unit Bisnis yang Tereliminasi oleh Binis Digital?

21 Agustus 2023   15:01 Diperbarui: 22 Agustus 2023   09:06 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan hadirnya media/teknologi digital, seiring dengan itu pula mulai bermunculan bisnis digital yakni kegiatan bisnis yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital dalam operasionalnya. Unit bisnis digital tersebut merupakan unit bisnis yang kita lakoni secara online, baik itu melalui wabsite maupun dengan menggunakan aplikasi. 

Dengan semakin maraknya pelaku bisnis melakoni bisnisnya dengan sistem digitalisasi atau online tersebut, maka bisnis konvensional saat ini mulai merasakan dampaknya. Turunnya jumlah konsumen yang menjadi pelanggan (customer), morat-maritnya pangsa pasar yang sudah dirintis, dan seterusnya bahkan ada unit bisnis konvensional yang mengalami penurunan pendapatan berkisar 40-60 persen dari pendapatan semula.

Kondisi ini, ternyata tidak hanya menciptakan kelesuan  pasar di kalangan pelaku bisnis konvensional, tetapi lebih jauh lagi mereka terancam "bangkrut" dari pelaku bisnis online tersebut.

Bila kita cermati, sebelum adanya bisnis online atau digitalisasi bisnis tersebut, anak negeri ini masih berbondong-bondong mengirim surat dan mengirim uang melalui suatu jasa pengiriman, baik milik pemerintah (kantor pos) maupun swasta. Namun, dengan suburnya bisnis digital (online) tersebut, terjadi pengalihan, konsumen mulai memburu jasa pengiriman  online, mengirim uang dan lainnya.

Begitu juga dengan penjualan barang ini dan itu,  jasa perbankan, dan lainnya, dengan adanya digitalisasi, permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa yang mereka tawarkan, sudah melalui sistem digitalisasi atau online semua.

Jika dua puluh tahun yang lalu, anak negeri ini masih dominan untuk mendapatkan informasi dengan cara membaca media (buku/koran/majalah/dan lainnya) secara cetak atau secara konvensional, dan menonton/mendengarkan media visual untuk mendapatkan berita/informasi/hiburan, namun kini mereka cukup dengan mengklik hp-nya dimana saja dan kapan saja, mereka sudah bisa membaca/mendengar untuk memperoleh informasi/berita/hiburan tersebut.

Tidak heran, kalau bisnis konvensional penjualan barang-barang dan jasa-jasa tersebut digantikan oleh bisnis online dan atau digantikan bisnis konvensional yang juga menyediakan sistem online yang saat ini makin marak.

Sehubungan dengan digitaliasi bisnis ini, salah satu media tempat saya menulis, pernah menyampaikan kepada saya bahwa pihak mereka tidak dapat menyediakan honor tulisan lagi, karena pendapatan dari iklan dan penjualan koran/majalah mereka turun. Saya sampaikan kepada pihak mereka, walaupun media Anda tidak lagi menyediakan honor tulisan,  saya tetap akan menulis pada media Anda.

Saya berterima kasih bahwa selama ini media Anda telah berjasa dalam "mem-branding" atau mempromosikan diri saya  lewat tulisan saya pada media Anda, sehingga secara signifikan permintaan institusi ini dan itu terhadap diri saya sebagai pembicara masalah ekonomi, sebagai nara sumber tentang ekonomi, sebagai tenaga ahli dibidang ekonomi dan lainnya tersebut adalah berkat bantuan promosi/publikasi terhadap diri saya tersebut. Sehingga jasa ini tidak bisa saya "nafikan" begitu saja.

Bagaimana membangkitkannya?

Saya yakin kita semua sepakat, kalau semua bisnis yang ada di negeri ini harus "bangkit" dan tetap bertahan, terutama bisnis konvensional yang masih beroperasi saat ini. Untuk itu harus ada langkah dan strategi jitu yang dapat dilakukan pelaku bisnis yang masih berorientasi pada bisnis konvensional dalam mengimbangi bisnis online, dengan kata lain agar bisnis konvensional tidak terelimir oleh bisnis online.

Pertama. Langkah  yang harus dilakukan pelaku bisnis konvensional adalah mengimbangi bisnis online. Artinya bila kita belum menyediakan sistem online, maka segera lah menambah/melengkapi bisnis kita dengan bisnis online atau sistem online  tersebut. 

Seperti yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis perdagangan/kuliner/jasa yang ada, mereka selain melakukan pelayanan secara tatap muka atau pelayanan dengan cara langsung datang ke gerai/toko/tenant mereka, mereka juga menyediakan pelayanan secara online, barang bisa dipesan melalui aplikasi online yang telah mereka sediakan.

Kedua. Jika kita masih ingin tetap bertahan dengan bisnis konvensional, karena pertimbangan  tertentu, namun perlu dilengkapi bisnis online-nya juga. Hal ini penting, terutama dalam rangka mengantisipasi bisnis online yang tersebar dimana-mana, agar konsumen kita tidak "lari" atau tetap setia menjadi pelanggan kita. 

Misalnya bisnis media, selain media cetak yang kita pertahankan, perlu juga membuka media online-nya. Jadi semua berita/informasi/dan lainnya yang kita sajikan dengan cara "cetak" tersebut, bisa juga dibaca/didapatkan konsumen melalui aplikasi online yang kita sediakan.

Dengan demikian, sumber pendapatan media berupa iklan dan keperluan  promosi yang biasa dilakukan oleh unit bisnis/masyarakat tersebut, tetap bisa kita dapatkan dengan penerimaan iklan atau promosi yang dilakukan oleh unit usaha/masyarakat melalui aplikasi online.

Ketiga. Kita tahu bahwa bisnis online ini salah satunya dapat menekan biaya, sehingga harga produk online yang kita tawarkan  bisa lebih rendah dari harga produk  konvensional. 

Untuk itu, dalam hal harga ini kita pun harus berhati-hati, agar jangan sampai ada spare harga yang terlalu jauh. Dalam hal ini, artinya faktor efisiensi dalam bisnis konvensional yang masih kita pertahankan tersebut menjadi penting.

Keempat. Jika kita belum mampu melakukan atau menyediakan bisnis online (masih bertahan pada bisnis konvensional), mungkin yang perlu kita lakukan adalah membuat "diversifikasi produk", jika tadinya kita berorientasi menjual "jasa" saja, maka sebaiknya kita lengkapi juga dengan menjual produk (barang), seperti yang dilakukan oleh jasa pengiriman/penitipan pemerintah yang sudah terkenal selama ini (baca:kantor pos) yakni ia pun menyediakan gerai ritel untuk mengimbangi bisnisnya selama ini, untuk mempertahankan karyawannya dan untuk mendongkrak pendapatannya.

Terkahir yang tidak kalah pentingnya adalah, di pihak pelaku usaha kini dan ke depan, bagaimana menyediakan dan mempersipakan SDM kita agar tidak gagap teknologi, dan menyediakan sarana dan pra sarana teknologi yang memadai untuk mendukung bisnis onlie yang juga akan kita lakoni tersebut. 

Di pihak pemerintah (eksekutif dan legeslatif) harus kreatif mencermati/memikirkan regulasi dan segala sesuatunya yang dibutuhkan atas maraknya bisnis online tersebut. Selamat berjuang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun