Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hedonisme, Korupsi dan Peran Kita Semua

2 Mei 2023   13:23 Diperbarui: 2 Mei 2023   13:30 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Peran Semua Pihak.

Dengan memperhatkan, semakin parahnya korupsi di negeri ini, dan dengan semakin maraknya hedonisme yang melanda anak negeri ini, menurut saya persoalan ini menuntut peran kita semua dalam mensolusinya.

Perbaikan sistem dalam menghasilkan seorang pemimpin mutlak harus dilakukan, baik di eksekutif maupun di legeslatif termasuk pemimpin yang akan menahkodai institusi pemberatasan korupsi itu senidri.  Jika sistem tersebut akan  mendorong ongkos ekonomi yang sangat besar dan dil-dil tertentu, maka  pada akhirnya    akan mendorong mereka untuk mendapatkan uang dengan cara mudah (baca:kuropsi) dan balas jasa yang mengaburkan kebenaran. 

Kemudian, biasanya dari sebagian  uang korupsi yang diperoleh  akan digunakan mereka untuk memenuhi tuntutan hedonsime. Dengan demikian, korupsi subur, hedonisme pun ikut marak. Dengan membasmi korupsi, berarti sekaligus mencegah anak negeri ini untuk tidak hedonisme.

Kemudian, kita harus membiasakan anak negeri ini mengedepankan kesalehan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, anak negeri ini lebih menonjolkan  kesalehan individu atau ritual keagamaan yang dianutnya ketimbang  mengedepankan kesalehan sosial (lihat Hilmiati, 2015). Kemudian dalam hal ini perlu juga melakukan transformasi terhadap doktrin-doktrin formal keagamaan kedalam ranah kesalehan sosial serta praktis nyata untuk memberikan pertolongan  dan pembelaan tentang nilai kemanusiaan terhadap kaum lemah atau mustad'afin (lihat Sa'dullah Affandy dalam detiknews.com, 16 Juni 2020). Dengan demikian, akan mengerem orang untuk korupsi, karena mereka akan ingat dengan kesulitan/kesusahan orang lain.

Nah, dengan demikian, kita dituntut memainkan  peran masing-masing sesuai dengan kapasitas yang kita miliki unruk mencegah korupsi. Jika, kita selaku penguasa secepatnya berupaya bagaimana merubah dan menyempurnakan "sistem". Jika kita selaku orang yang berada dalam sistem, harus ikut serta mendorong perubahan dan penyempurnaan itu, bukan justru kita  memanfaatkan kelemahan sistem tersebut. Jika kita seorang pencerdas bangsa (dosen/guru), dan penyampai kebaikan (toko agama) harus dapat memberi penceharan agar anak negeri ini terhindar dari korupsi dan hedonisme tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun