Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Ramadhan Mendorong Pelaku Usaha dan Kita Menjadi Kreatif

1 April 2023   15:08 Diperbarui: 1 April 2023   15:10 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum  Ramadhan tiba, sebagaian besar anak negeri ini sudah bersiap-siap untuk menyambutnya.  Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Ramadhan  mampu mendorong pelau usaha dan kita semua menjadi kreatif. Pelaku usaha jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut momentum Ramadhan, tidak hanya dorongan  untuk berlomba-lomba menaikkan harga semata, tetapi dikalangan mereka pun muncul kreatifitas untuk mempersipkan segala sesuatunya dalam menyambut tibanya Ramadhan.

Begitu juga dengan kita yang bukan pelaku usaha, sebelum Ramadhan tiba, segala sesuatunya sudah kita persiapkan, baik yang berhubungan dengan ibadah maupun yang berhubungan dengan aktifitas keduniaan. Misalnya, emak-emak berlomba-lomba membersihkan rumah, mempersiapkan segala sesuatunya untuk memasak kue dan atau memasak makanan yang sudah menjadi tradisi dan persiapan lainnya. Dikalangan bapak-bapak, ada yang sudah sibuk merancang kegiatan pulang kampung, dan ada pula yang sibuk dengan agenda untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi kewajibannya sebelum tibanya hari raya Idul Fitri.

Berdasarkan pengamatan saya, ada beberapa kegiatan   "kreatif" anak negeri ini di bulan Ramadhan dan atau bila tibanya bulan Ramadhan  tersebut.

 Pertama, Pasar Dadakan. Sehari setelah masuknya bulan Ramadhan, pelaku usaha dadakan di negeri ini mulai bermunculan, tidak hanya di kota-kota besar, seperti Jakarta,  Palembang, dan kota besar lainnya, tetapi hampir semua daerah terdapat pelaku usaha dadakan. Emak-emak, bapak-bapak,  dan mahasiswa-mahasiswi yang sebelumnya tidak melakukan kegiatan bisnis, terdorong untuk kreatif melakukan kegiatan bisnis tersebut.

Hal ini mereka lakukan, selain dorongan untuk memperoleh penghasilan yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, juga adanya dorongan permintaan akan barang kebutuhan pokok dan kebutuhan lain dalam menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitrih yang memang meningkat, sehingga wajar kalau mereka memanfaatkan momentum tersebut.

Kedua, Gairah Bisnis. Dengan akan adanya dorongan peningkatan permintaan tehadap barang-barang kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari tersebut, sehingga para pelaku usaha dadakan dan pelaku usaha yang sudah ada menjadi "bergairah"  atau "kreatif" dalam menjalankan bisnis mereka. Tidak heran, kalau pada  tempat mereka (pelaku usaha dadakan) menggelar barang dagangannya tersebut, kondisinya ramai (riuh gemuru) karena dipadati pengunjung/konsumen.

Begitu juga dengan pelaku usaha yang sudah ada atau sudah lama melakukan usahanya. Mereka juga bergairah/kreatif dalam menjalankan usahanya. Tidak heran kalau, toko/warung/gerai  milik mereka yang menjual barang atau jasa (termasuk hotel dan restoran) begitu masuk bulan Ramadhan, mulai dihiasi dengan pernak-pernik bernuansa Ramadhan, barang-barang atau jasa yang ditawarkan di poles dengan nilai-nilai Ramadhan dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhan menyambut Ramadhan dan hari raya Idul Fitrih tersebut.

Ketiga, Bekerja lebih Gesit. Baik dikalangan pelaku usaha maupun konsumen atau kita semua, dalam menyambut bulan Ramadhan, mendorong kita semua menjadi lebih gesit. Pelaku usaha yang biasanya menggelar barang dagangannya membatasi waktu buka dan tutup. Namun, di bulan Ramadhan ini, mereka menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ada yang menggelar barang dagangannya sampai sore bahkan sampai larut malam, ini semua mereka lakukan demi memenuhi prilaku konsumen dalam berbelanja.

Bagi anak negeri ini yang bukan pelaku usaha pun ikut kreatif dan gesit dalam menjalankan aktifitas sehari-hari nya. Sepanjang hari di bulan Ramadhan, kita tidak perlu mengalokasikan waktu untuk jam makan, yang terkadang menyita waktu berjam-jam. Kondisi ini mendorong anak  negeri ini lebih banyak mempunyai waktu untuk melaksanakan aktiftas sehari hari nya.

Contoh salah seorang penulis kompasiana,com yang juga pengamat ekonomi Sumatera Selatan, biasanya kalau ia mendapatkan ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, biasanya  disimpan terlebih dahulu,   pada suatu saat begitu ada kesempatan baru dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun di bulan Ramadhan ini, begitu  ide/gagasan/inspirasi untuk menulis itu muncul, dengan serta merta bisa langsung dituangkan dalam bentuk tulisan, karena memiliki  waktu yang cukup.

Begitu juga dengan yang lain, ada  seorang teman yang menceritakan dirinya  hampir satu tahun tugas menulis "thesis" nya belum selesai dan atau tidak selesai-selesai, namun begitu Ramadhan tiba, dan berkat dorongan Ramadhan timbul kreatifitasnya, timbul gaerah, timbul semangat. Singkat cerita sang teman, selama bulan Ramadhan pada saat itu, ia berhasil menyelesaikan dan merampungkan semua kegiatan yang berhubungan dengan "thesis" nya dan tidak lama ia berhasil menyandang gelar "doktor". Suatu fenomena yang menarik, untuk kita cermati.

Mengapa fenomena ini tidak kita ikuti juga. Misalnya kawan-kawan di eksekutif/legeslatif di bulan Ramadhan ini dapat merampungkan suatu keputusan yang dapat memuaskan anak negeri ini tentang kasus transaksi yang mencurigakan yang nilai nya sangat fantastis Rp. 300 triluan lebih tersebut. Begitu juga dengan hasil keputusan lain yang akan memberi dampak positif bagi negeri dan anak negeri ini, sehingga momentum Ramadhan kali ini lebih memberi makna  dibandingkan Ramadhan sebelumnya.

 Kelima, timbulnya ide kreatif. Begitu Ramadhan tiba ternyata mampu menciptakan ide kreatif anak negeri ini, baik dikalangan pelaku usaha maupun kita semua. Dikalangan pelaku usaha banyak sekali mucul ide kreatif tersebut, munculnya makanan dengan sebutan  "takjil" dan ragam makanan lain  untuk  berbuka puasa, pelaku usaha memanfaakan momentum  Ramadhan dalam konten iklan (promosi) yang mereka publis, misalnya Ramadhan sale,  dan seterusnya.

Rumah.com,  mensitir setidaknya ada beberapa bentuk ide kreatif yang timbul dalam bualn Ramadhan ini, misalnya dikalangan pelaku usaha dadakan melakukan  bisnis  kecil-kecilan (membuat kue/makanan rumahan),  dikalangan mahasiswa/siswa, melakukan pesantren Ramadhan, belajar ngaji dan ilmu agama, dan berbagai bentuk kreatifitas lainnya (lebih lengkap lihat rumah.com, 17 Maret 2023).

Terakhir, yang perlu menjadi catatan adalah, para pelaku usaha dadakan dan pelaku usaha yang sudah ada, kebiasaan kreatif tersebut usahakan bisa berlanjut pasca Ramadhan, dan dikalangan kita semua, pelihara kebiasaan kreatif tersebut pasca Ramadhan, agar  produktivitas dan kinerja kita terus meningkat. Semoga!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun