Kebiasaan ini, kalau di Palembang, justru konsumen yang akan melakukan buka puasa yang datang langsung ke rumah makan, toko atau gerai makanan-minuman kita tersebut, mereka jauh-jauh hari/waktu harus mem-booking terlebih dahulu, kalau tidak, tidak mendapatkan  tempat. Kondisi ini berlangsung sepanjang bulan Ramadhan, dan berlaku di rumah  makan, toko atau gerai dimana saja, apakah rumah makan, toko atau gerai makanan-minuman tersebut berada dalam Mal atau di luar Mal. Singkat kata, semua rumah makan, toko  atau gerai makanan-minuman diburu mereka untuk berbuka puasaah, istilah yang diusung mereka adalah "berbuka di luar" atau "berbuka bersama-bukber"
Terima Kasih Ramadhon Engkau Telah Tiba.
Dengan demikian, sudah selayaknya kita berterima kasih, kita merasa senang dan berbahagia, alias tidak ada lagi yang merasa "gusar" bila tibanya bulan Ramadhan. Dengan kata lain, orang di luar Islam pun ikut "ketiban" rezeki Ramadhan.
Setidaknya hampir semua unit usaha yang dilakoni oleh pelaku usaha yang bernuansa kegiatan yang bernilai usaha/bisnis diuntungkan dengan tibanya bulan Ramadhan. Â Selain pelaku usaha di atas, ada lagi pelaku usaha yang barang dagangannya atau hasil produksinya mendukung momen bulan Ramadhan tersebut.
Misalnya, pelaku usaha yang  bergerak dalam bidang pakaian, baik yang memproduksi maupun yang menjual, akan ketiban rezeki , karena dapat menjual pakaian secara umum, pakaian muslim, baju koko, sarung, jilbab, mukena, sajadah dan lain-lain. Hal ini selain pakaian-pakaian tersebut memang merupakan pakaian orang muslim dan muslimat, pakaian ini juga akan digunakan para artis atau pelaku/pengisi acara di televisi atau di tempat lain, karena semua acara yang disajikan sepanjang Ramadhan ini  akan dikemas dalam nuansa Islami. Misalnya (maaf) artis yang sebelumnya tidak memakai jilbab, karena artis tersebut akan mengisi acara televisi yang berhubungan dengan momen Ramadhan, maka dengan serta merta artis tersebut  diminta pihak penyelenggar untuk memakai jilbab (baca:berhijab).
Sebelum saya akhiri, saya mengingatkan kepada pedagang atau pihak yang memperoduksi makanan-minuman yang akan dijual tersebut, hindari menambahkan/memberikan/menggunakan  bahan yang membayahakan kesehatan konsumen ke dalam produk makanan-minuman yang akan dijual tersebut. Lakukan usaha/bisnis dengan mengedepankan "etika bisnis" dan posisikan konsumen sebagai bagian dari kesuksesan usaha/bisnis kita, sehingga yang ada adalah kita saling membutuhkan satu sama lain.
Terakhir , sekali lagi terima kasih Ramadhan, diri mu tiba/datang telah membawa banyak kebaikan dan manfaat, baik bagi kaum muslimin dan muslimat sendiri, bagi pelaku usaha dan pihak lain yang terkait. Bagi yang menjalankan ibadah  puasa di bulan yang kita cintai ini, saya ucapkan selamat berpuasa dan mohon maaf kalau ada kata-kata atau tulisan saya yang kurang berkenan. Semoga apa yang kita lakoni, baik dalam bentuk ibadah maupun dalam bentuk usaha/bisnis tersebut membuahkan kebaikan bagi diri kita sendiri, bagi orang lain dan bagi negeri ini. Semoga!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H