Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Unit Usaha Makanan Tradisional Sebenarnya Bisa Bangkit

20 Januari 2023   20:26 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:45 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya tertegun memandangi suatu pemandangan antri panjang di salah satu gerai makanan modern. 

Anak negeri ini bersedia antri berlama-lama untuk membeli makanan, nasi plus ayam goreng dilengkapi saus tomat dan saus cabe tersebut. Pemandangan tersebut dapat kita temui di Mall-Mall, di restoran-restoran dan di gerai-gerai.

Kemudian pada saat yang lain saya terhenyu, menyaksikan pemandangan yang bertolak belakang yakni betapa sedikit dan sepinya pengunjung pada warung gado-gado disuatu kawasan strategis dan ramai orang berlalu-lalang. 

Sepertinya, anak di negeri ini termasuk anak di daerah ini, Kota Palembang pada khususnya dan di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya, enggan untuk makan gado-gado tersebut, mereka lebih memilih makanan lain sebagai menu makannya..

Jika dicermati, makanan yang mereka makan tersebut terkadang dari aspek nutrisi tidak sebanding dengan nutrisi yang terkandung didalam gado-gado tersebut. 

Betapa tidak, karena gado-gado dengan ragam sayur mayur dan kuah kacang ditambah lontong tersebut mengandung berbagai vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, sayang makanan khas negeri ini justru tidak digandungi oleh anak negeri ini sendiri.

Mengapa Demikian?

Jika kita simak, sebenarnyatidak hany itu, masih ada lagi makanan modern yang digandrungi anak negeri ini, mengapa berbagai makanan modern tersebut digandrungi mereka. 

Banyak aspek yang mendorongnya, menurut saya salah satu aspek yang menonjol adalah "aspek gengsi" atau "aspek prestise".

Mereka rela antri panjang demi prestise, mereka tidak ingin dibilang ketinggalan alias kuno, mereka ingin mendapatkan pengakuan dari kawan-kawan atau publik. Bila perlu ber-selvi ria terlebih dahulu sebelum menyantap makanan tersebut.

Sebenarnya dinegeri ini ada banyak makanan khas atau makanan tradional yang saat ini justru sudah tergolong makanan modern. 

Apalagi bila kita sendiri yang dapat menempatkannya menjadi makanan modern. Saya yakin usaha makanan tradisional tersebut bisa bangkit, bisa setara dengan unit usaha makanan modern, bila semua komponen saling bahu membahu untuk mendorongnya.

Setidaknya sudah ada beberapa makanan khas negeri ini yang sudah mendunia. Ilfa Rosidah, 15 April 2019 mensinyalir ada beberapa makanan khas negeri ini yang telah mendunia yang dirangkumnya dari berbagai sumber seperti; rendang, soto, gado-gado, nasi goreng, dan termasuklah sate.

Setidaknya ada beberapa makanan khas daerah atau makanan tradisonal yang sebelumnya merupakan unit usaha rumahan yang menunjukkan perkembangan sangat cepat. 

Sedangkan di Palembang terkenal dengan "pempek", di Jawa Barat terkenal dengan "Serabi/Surabi", Di Sunda terkenal dengan 'cilok", di Jawa Tengah terkenal dengan "Keu Pukis" dan masih banyak lagi makanan khas lainnya.

Pempek yang merupakan makanan khas yang berasal dari Kota Palembang tempat saya tinggal, memiliki banyak ragamnya, ada jenis pempek kapal selam yang bentuknya berukuran besar di dalamnya ada telor rebus, ada jenis pempek kulit yang bahan bakunya salah satunya kulit ikan, ada jenis pempek tahu berupa pempek yang dalamnya ditambahkan tahu.

Ada juga jenis model berupa pempek dicampur tahu diberi kuah, ada jenis tekwan berupa pempek dengan ukuran kecil-kecil diberi kuah seperti model dan masih ada jenis pempek lainnya. 

Begitu juga dengan kerupuk-kemplang Palembang, walaupun krupuk-kemplang ini sudah terdapat diberbagai daerah di negeri ini, namun krupuk-kemplang Palembang punya cita rasa tersendiri, karena terbuat dari ikan gabus (jenis ikan sungai yang gurih).

Bagi masyarakat Kota Palembang khususnya dan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan, jenis-jenis pempek tersebut sudah tidak asing lagi. 

Kemudian pempek sudah melekat dihati masyarakat, sehingga ada istilah atau idiom, jika Anda berkunjung ke Kota Palembang,  "dikatakan belum ke Palembang kalau belum makan pempek". 

Kini pempek tersebut sudah merambah ke tingkat nasional bahkan sudah merambah ke kanca Internasional. 

Tidak perlu kagek, kalau Anda sedang menjalankan ibadah Umroh dan atau ibadah Haji di dekat hotel atau penginapan Anda, ada ibuk-ibuk yang menggelar barang dagangannya berupa pempek tersebut. Begitu juga dengan di negara lain, ada juga yang membuka unit usaha makanan khas yang satu ini.

Begitu juga dengan gado-gado, yang mempunyai sebutan dalam bahasa inggris javanese salad with peanut sauce ini merupakan makanan khas daerah di Indonesia ini, sudah terkenal di mancanegara. 

Gado-gado sudah menempati hati para vegetarian. Tidak hanya di negeri ini banyak orang termasuk kedalam Vegetarian, tetapi di luar negeri pun banyak orang termasuk ke dalam vegetarian. Dengan demikian, usaha makanan tradisional yang satu ini mempunyai peluang besar untuk berkembang.

Bisa Maju dan Berkembang.

Jika kita cermati, semua makanan khas atau makanan tradisional yang merupakan unit usaha rumahan tersebut, semua punya peluang untuk maju dan berkembang dan setara bahkan bisa "segengsi" makanan modern yang telah digandrungi anak negeri ini, seperti pempek dan gado-gado tersebut.

Pempek di Kota Palembang ini saat ini menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang luar biasa, gerai, warung dan toko yang menjual pempek tersebut sudah dirancang idealnya gerai, warung dan atau toko yang menjual makanan modern tersebut. 

Gerai, warung, dan/atau toko pempek sudah dilengkapi dengan AC, kursi yang nyaman, pelayan yang rapi, sajian yang higinis dan seterusnya yang pada intinya membuat pengunjung/konsumen nyaman dan betah.

Begitu juga gado-gado dan sate sudah dijual ditempat yang sedikit nyentrik, walaupun masih sepi peminat. Namun, saya menyaksikan penjualan gado-gado pun sudah lumayan dan sudah mulai bergengsi. 

Sebut saja misalnya gerai gado-gado disalah kawasan di Kota Palembang yang harganya mengalahkan harga nasi ayam, gerai gado-gado di Plaza Thamrin City, gerai gado-dago di Tunjungan Plaza Surabaya, gerai sate Senayan di Plaza Indonesia dan di Senayan City Mall. 

Kemudian sate terkenal di Sinagpura yang sempat dirilis oleh detiktrevel, 02 Juni 2022 yakni "Satay Street Singapura Lau Pa Sat salah satu spot kuliner sate terkenal di Sipangpura.

Kemudian tidak sedikit makanan tradisional yang sudah exis, maju dan berkembang, seperti makanan tradisional untuk oleh-oleh, sebut saja, kripik ubi pedas dari Padang, kripik pisang Lampung, Bakpia pathok Jogyakarta, dan lainnya.

Sekali lagi, saya yakin unit usaha makanan tradisonal atau makanan khas daerah tersebut bisa bangkit, maju dan berkembang dengan cepat bila dilakukan pembenahan dari sisi tampilan dan layanan. 

Saya sering sampaikan dalam suatu seminar, kalau usaha makanan tradisional atau usaha makanan rumahan tersebut tidak dikelola secara baik, terkadang sajiannya tidak menarik ditambah pelayanan yang kurang termasuk tempilan pelayan yang kurang "menarik" atau kurang mendorong konsumen untuk berkunjung alias mampir.

Seharusnya gerai pempek, gado-gado dan lainnya tersebut kita sajikan tak ubahnya dengan gerai makanan modern tersebut, yang ditunjang dengan pelayan dan pelayanan yang menarik. 

Sambil bergurau pernah saya katakan, bila perlu pelayannya kita sewa "artis", tampilan gerai-nya hurus higinis, proses pembuatnnya bisa dilihat konsumen, peralatan apik dan seterusnya.

Sehingga memancing pengunjung atau konsumen untuk mampir dan pada akhirnya akan terjadi antian tak ubahnya antrian pembeli pada gerai-gerai makanan modern yang sudah digandrungi anak negeri ini tersebut.

Pemerintah perlu membantu dari sisi permodalan kepada unit usaha makanan khas daerah atau makanan tradisonal tersebut, tidak ada salahnya kalau unit usaha makanan tradisonal atau makanan khas daerah tersebut kita tempatkan di Mall, dalam jangka waktu tertentu disewakan terlebih dahulu oleh pemerintah melalui  Dinas Perdagangan dan Industri. 

Gaji karyawan diberikan secara layak. Tampilan etalase yang menarik dan diusahakan senyaman mungkin. Apabila unit usaha tersebut sudah exis, maju dan berkembang seperti yang diharapkan, baru dilepas. Selamat Mencoba!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun