Contoh di atas baru sebagian dari kejahatan ekonomi, masih ada jenis kejahatan ekonomi lainnya, dan yang melakoninya ternyata oknum yang beragama Islam. Mereka itu kalau ditanya, Â menjalankan ibadah puasa kah?, jawabnya setiap datangnya bulan Ramadan mereka berpuasa sebulan penuh, ditambah menunaikan zakat, infaq, sadaqoh dan lainnya. Lantas apa yang salah?
- Belum Membekas.
Sepintas kita dapat menyimpulkan bahwa ibadah puasa, sholat, zakat dan sodaqoh serta ibadah lainnya yang mereka jalankan ternyata belum membekas, alias hanya lewat-lewat saja. Kalau sepanjang bulan Ramadan kita memposisikan diri bak malaikat, pasca Ramadan diri ini kembali "beringas", kembali menyusahkan umat dan mencoreng agama yang kita anut tersebut.
Momentum Ramadan hendaknya dijadikan sebagai media penggemblengan diri, dijadikan sebagai media pengkaderan diri, dijadikan media untuk merefksi diri, agar setelah Ramadan selesai kita dapat menuai hasil dari penggemblengan tersebut. Paling tidak nilai kemanusiaan kita semakin meningkat, rasa tanggang rasa dan rasa kasihan kepada sesama semakin meningkat dan setidaknya kita dapat me-ngerem diri agar tidak  melakukan berbagai kecurangan, seperti korupsi, manipulasi dan berbagai bentuk kejahatan ekonomi lainnyan.
Ramadan kali ini, dan ke depan, harus dijadikan  momentum untuk merefleksikan diri kepada ajaran Islam yang sebenarnya, jalankan syariat yang digariskan dalam agama yang kita anut ini secara benar dalam hidup dan kehidupan. Jangan coreng agama yang kita anut  ini, jangan kotori diri ini demi memenuhi nafsu ekonomi semata. Mari tegakkan agama Allah, mari kembali ke jalan yang benar. SELAMAT BERJUANG !!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H