Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Peningkatan dan Nilai Ekonomi Mubazir di Bulan Ramadan

23 April 2022   16:30 Diperbarui: 29 April 2022   20:00 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan berbuka puasa. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Kedua, pada saat emak-emak kita  akan memasak, perkirakan kapasitas memasak makanan yang akan kita makan tersebut sesuai dengan kebutuhan saja, alias secukupnya, jangan berlebihan. 

Ketiga, pada saat menjalankan ibadah puasa saat ini, kedepankan kebutuhan akan makanan berbuka yang memang benar benar akan dimakan (bisa diperkirakan sendiri), jangan mengikuti "hawa nafsu", jangan berlebihan, jangan semau mau dibeli. 

Keempat, sedapat mungkin sampah makanan tersebut dimanfaatkan saja jangan dibuang ditempat sampah, yakni dengan memberikan sampah makanan tersebut kepada hewan peliharaan di rumah.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada salahnya kalau kita merujuk kepada hadits  yang berbunyi; "makanlah pada saat lapar dan berhenti lah pada saat kenyang" (terlepas dari pro kontra hadits tersebut), yang jelas hadits ini memberi pelajaran kepada kita agar kita tidak memproduksi sampah makanan alias mubazir terus menerus. Semoga!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun