Sekali lagi fenomena diatas, menunjukkan bahwa memang masyarakat  masih harus berjuang untuk dapat hidup sejahtera dengan standar yang telah ditetapkan. Idealnya apabila masyarakat  dapat memiliki/membeli mobil penumpang/pribadi secara tunai (cash), walaupun masih dikatagorikan kendaraan sejuta umat, maka secara sederhana mereka sudah dapat  tergolong "sejahtera".
Namun, bila dicermati,  yang ada hanya "kesejahteraan semu". Untuk itu pihak yang berkompeten harus dapat memahami keberadaan masyarakat yang demikian,  harus hadir ditengah mereka, karena mereka masih harus  memperjuangkan kesejahteraan mereka..
Tunda Kenaikan.
Kenaikan Pertamax,  sebaiknya ditinjau ulang dan rencana kenaikan harga BBM jenis lain, Solar dan Pertalite termasuk gas elpiji 3 kilogram sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Masyarakat masih "susah", mereka masih membutuhkan uluran tangan pemerintah. Sebaiknya subsidi terhadap barang (BBM)  diarahkan pada subsidi kepada orang atau pemilik kendaraan, bukan kepada BBM nya.  Subsidi barang berangsur-angsur harus dikurangi sampai pada saatnya ditiadakan. Subsidi  hendaknya diberikan kepada orang miskin dan rentan dalam bentuk bantuan sosial. Pemerintah seharusnya justru memperbesar jumlah "besaran" bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat, bila perlu alokasikan anggaran yang tidak produktif untuk memberbesar jumlah bantuan soaial tersebut.
Bantuan itu jangan kita berikan pada saat kita membutuhkan mereka saja,  tetapi berikanlah bantuan itu justru pada saat mereka memang membutuhkannya. Sekali lagi mereka masih harus  berjuang sendiri untuk meraih kesejahteraan. Mereka harus dipandang dan ditempatkan sesuai dengan amanat Undang-undang, karena mereka merupakan bagian integral dalam membesarkan dan membangun negeri ini. Selamat berjuang!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H