Mohon tunggu...
Ami Ibrahim
Ami Ibrahim Mohon Tunggu... -

penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca SYL

22 Maret 2018   17:48 Diperbarui: 22 Maret 2018   22:31 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Syahrul Yasin Limpo (SYL) adalah satu diantara sedikit tokoh yang dengan serius memperkenankan para penulis mengulik sisi-sisi tersembunyi kehidupannya. Buku "SYL Undercover" yang ditulis M Dahlan Abubakar dkk., dan dirilis awal Maret ini, salah satu tandanya. Buku yang terbit menjelang akhir masa jabatannya ini, sekaligus mengisyaratkan bahwa SYL adalah seorang yang terbuka, nyaris apa adanya, tetapi dengan kepiawaian komunikasi publik yang tak dapat dipandang sebelah mata. Kehadiran buku ini pun, mau tak mau, adalah bagian penting dari jalan komunikasi yang dipilih SYL untuk merawat posisi sosial dan politiknya di depan publik. Terutama paska jabatannya sebagai Gubernur.

***

Para pemimpin boleh datang dan pergi. Sejarah bahkan telah mencatat ribuan nama. Tetapi apa yang kita kenang dari kehadiran dan kiprah mereka, apa jejak yang mereka pahat dan tak akan lekang oleh waktu, sehingga kita senantiasa dapat mengail hikmah atas kehadiran mereka?

Bagi Sulawesi Selatan, SYL adalah satu tonggak penting dalam perjalanan sejarah daerah ini. Tanpa mengabaikan jejak para Gubernur sebelumnya, SYL adalah Gubernur yang berkesempatan memimpin melalui pemilihan langsung, dengan tantangan yang amat jauh berbeda dengan era sebelumnya. Dia memasuki medan yang sama sekali baru dengan intensitas perubahan yang sangat tinggi. 

Menjadi Gubernur pada era ini tak lagi sekadar menyelenggarakan pemerintahan dengan cara biasa, tetapi bahkan untuk mencapai posisi memimpin itu, memerlukan kualitas kepemimpinan yang jauh lebih tinggi dan daya serap yang jauh lebih canggih terhadap ekspektasi publik. SYL tampaknya sangat paham mengenai hal ini dan hadir di sana sebagai seorang pemimpin perubahan. 

Dia memenangkan hampir semua pertarungan politik dalam konteks mengkonsolidasikan power untuk efektivitas pemerintahan, membangun dan memelihara aliansi-aliansi strategis pada semua level dengan partai-partai, mengelola persepsi publik dengan isu-isu yang terkait pekerjaannya dan memenangkan hati masyarakat untuk memastikan ide-idenya diterima san berjalan dengan baik.

***

Buku ini sangat gamblang menggambarkan perjalanan kepemimpinan SYL, mulai dari langkah-langkahnya dalam menapaki karir, pilihan-pilihan sulit yang diambilnya, dukungan keluarga, sahabat dan relasi-relasinya dalam pembentukan leadership-character-nya, serta keputusan-keputusan yang kemudian ditetapkannya.

Ambil misal kebandelan dan kejahilan masa mudanya, telah menjadi bahan pembentuk komitmen kuat yang dianutnya untuk mencapai yang diinginkan dan kepiawaian membangun kesetiakawanan dan solidaritas. Dari tempaan masa muda itu pula SYL kemudian dikenal sebagai pemberani, sadar risiko, namun adaptif bahkan memandu perubahan. Kepekaan terhadap persoalan dan urgensi urusan, dengan fokus pada penyelesaian masalah, juga lahir dari masa-masa ini. Meski kadang tanpa merumuskan terlebih dahulu stepping-down pengelolaan proses.

***

Gaya kepemimpinan SYL adalah gaya yang menempatkan diri di tengah pusaran dan lalulintas permainan. Dia tidak menempatkan diri di atas dan "meng-atasi", untuk menghindarkan diri dari kesewenangan pendayagunaan kuasa. Meski secara jelas juga terbaca bahwa SYL adalah seorang yang paham keasyikan kekuasaan. Salah satu tandanya ialah sapaan "komandan" yang melekat padanya. Meski dalam perspektif Makassar istilah menghormatan itu lebih bertendensi egalit ketimbang elit.

Pada sisi ini pula, SYL kerap memperoleh feedback yang tak nyaman dari lawan-lawannya. Dia adalah satu diantara sedikit penguasa yang menyerap dan mempraktikkan demokrasi dalam pengertiannya yang paling elementer, dimana gagasan dan tindakan harus didorong menjadi gagasan dan tindakan bersama, sementara risiko harus bersedia ditanggung sendiri. 

Dia menjadi pemandu perubahan, sekaligus bersedia ditinggalkan perubahan. Untuk yang terakhir, SYL juga tak dapat menyembunyikan sejenis melankoli yang makin menunjukkan bahwa pemimpin juga adalah manusia dengan segala titik lemahnya. Gemar menyanyi, menghafal lagu-lagu pop terkini, ngobrol berjam-jam di warung kopi dan memasak, adalah sisi-sisi amat manusiawi yang ditawarkannya ke depan publik. Tentu untuk meneguhkan pandangan bahwa kekuasaan, pada awal dan pada akhirnya, hanya salah satu alat dan alasan kita untuk tetap utuh sebagai manusia.

***

Buku berjudul undercover ini pada akhirnya adalah merupakan cermin yang menceritakan siapa SYL sebenarnya. Cerita yang secara indah berkenan disampaikan dengan blak-blakan ke depan khalayak dari seorang yang mungkin tanpa sadar menjadi tonggak perjalanan sejarah Sulawesi Selatan. ***

Makassar, 22 Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun