sebilah angin menampar wilayah dalamku
adalah wajahmu yang terbit menghantar
sisa fajar menitiskan matahari
di tebing mana aku mesti berpijak
menangkal turunnya senja
agar tersedia waktu bagi pelayaran
menahan laju kesangsian
agar tercipta ruang yang memadat
titian bagi cinta melata ke kenyataan
(padahal belum kubasuh tangan yang memenggal
almanak kala kelembutan jamahan hatimu
membelai wilayah rahasiaku)
o, anak matahari kiriman langit
putri sulung sang kesucian
geliat samudera remajamu
(pada gelombang dadamu yang subur)
hamparan langit kemudaanmu
(pada bau napasmu yang jujur)
membalur bumi ketakberdayaanku
mengguratkan tanda tangan
di selembar surat cinta
Makassar, 6.06.94
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H