Benar bahwa tugas utama perempuan adalah mendidik anak-anak biologisnya. Tapi dalam konteks yang lebih luas, mendidik anak-anak generasi juga menjadi tanggung jawabnya, agar generasi penerus bisa menjadi generasi yang kuat dan dapat dibanggakan.Â
Dan pelaksanaan tanggung jawab mendidik generasi ini dapat dilakukan melalui keterlibatan perempuan di banyak sektor yang nantinya akan saling berkaitan.
Di era globalisasi seperti sekarang, keterlibatan dan saling dukung antara laki-laki dan perempuan sangat diperlukan dalam upaya mengokohkan keluarga, untuk kemudian meluas kepada generasi sekitarnya.Â
Makin ke sini, peran-peran perempuan di sektor publik, meski belum semua banyak didukung sarana-sarana kesetaraan gender yang memungkinkan baginya tetap bisa melakukan peran publiknya dengan tetap menjalani kodratnya.Â
Misalnya ketersediaan ruang menyusui di perkantoran atau area publik, ruang bermain anak, atau jam kerja yang memungkinnya membagi waktu dengan komunikasi yang baik dengan pihak manajemen tempatnya berkarya. Ke depan diharapkan keberpihakan ini dapat terus meningkat dan berkesinambungan.
Pemahaman atas peran kekhalifahan di bumi dengan mengacu nilai-nilai agama perlu disinergikan dengan dinamika peran perempuan tanpa meninggalkan kodratnya sebagai ibu mulia penyokong utama suami dan anak-anaknya.Â
Dari rahim perempuan, kehidupan dilahirkan, kehidupan diperjuangkan, dan kehidupan mendapatkan hakekat serta martabat.Â
Peradaban dunia tak bisa hidup dengan penuh dinamika dan kebanggaan tanpa hadirnya sosok perempuan.
Mari saling menghargai dan mendukung pilihan perempuan. Wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga dan berkarya dari rumah, itu mulia.Â
Wanita yang memilih berkarya di area publik, dalam berbagai pilihan perannya, sembari menjadi ibu rumah tangga di ranah domestik, itu juga mulia.Â
Sibukkan diri kita para wanita, dengan melakukan pilihan peran masing-masing agar dapat memberikan kemaslahatan dan bukan kesia-siaan.