Sekumpulan orang berpakaian hijau tua dan bermotif loreng serta lengkap dengan senjatanya, sedang berjaga di sebuah asrama mahasiswa di jalan Indraprasta Condongcatur, Depok Sleman - Yogyakarta. Disinyalir ada salah seorang tersangka kasus bom yang telah ditemukan persembunyiannya.
Oknum yang diduga menyimpan bom ini, berinisial AH alias Amha. Rupanya lelaki bertubuh kecil ini berasal dari Kabupaten Serang-Banten. Tepatnya dari Kp. Pancur Ds. Panunggulan Kec. Tunjung Teja.
Terduga pelaku penyimpan bom yang satu ini, diketahui sudah lama dicari dan diburu. Hanya saja ia selalu lolos dari kejaran petugas. Selalu lihai melarikan diri meski sudah pernah dikepung 2 pasukan mobil sekaligus.
Pada saat diwawancara, petugas belum mau memberikan klarifikasi secara utuh terkait jaringan mana yang diikuti AH."Untuk sementara kami masih dalami kasus ini. Jaringan mananya belum kami selidiki lebih jauh lagi..." Ungkap kabid Humas Polsek Dabag, Sleman - DIY, AKP Agus.
Salah satu mahasiswa calon doktor di bidang pendidikan ini, rupanya cukup rapi dalam menjalankan aksinya. Bahkan rekan sekamar terduga pelaku pun merasa kaget dan heran. Sebab tidak ada gelagat yang aneh apalagi berbau bom, lebih- lebih terkait gelar doktornya.
"Saya cukup kaget ketika mendengar kejadian ini. Sepengetahuan saya orangnya baik dan tidak aneh-aneh. Biasa saja sih, dan gak keliatan orang sekolah tinggi..." Ungkap salah seorang teman kost yang tidak mau disebutkan namanya.
Ketika digeledah kamar terduga pelaku, oleh petugas. Akhirnya ditemukanlah barang bukti sebanyak 3 buah, sedangkan satu buah sepertinya sudah dipakai. Benda yang diduga Bom tersebut tergantung dalam bungkusan plastik hitam, diletakkan tepat di belakang lemari bajunya.
Ketika berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak keluarga maupun kampus tempat ia belajar. Mungkin pihak terkait sedang memastikan jika sang pelaku pernah kuliah di lembaga tersebut. Sama halnya dari pihak keluarga, ketika kami hubungi mereka masih melacak keberadaan AH.
Malah kepala dukuh Dabag, (Bapak Heru 40) sempat memberikan kesaksian kepada kami, saat itu di depan asrama AH yang masih ramai dikelilingi pasukan bersenjata. "Masnya pernah ngajarin anak saya mengaji. Tapi kok saya gak nyangka ada kasus begini. Setahu saya orangnya baik dan sopan..."
Ketika dikonfirmasi kepada terduga pelaku, ia mengakuinya. AH mengaku telah membeli bom dari tempat langganannya. la terpaksa membeli bom karena ada faktor desakan ekonomi. "Selain harganya murah, bisa dipake untuk nyuci berkali- kali. Daripada harus ke laundry mending nyuci sendiri.." Ungkapnya dengan puas. (Amha/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H