Mohon tunggu...
Cherry Meilany
Cherry Meilany Mohon Tunggu... Jurnalis - Ini isi apa

Hmmm

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnalis Cetak Vs Jurnalis Online dalam Perkembangan Jurnalisme Digital

15 Oktober 2018   16:37 Diperbarui: 15 Oktober 2018   16:48 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin dibandingkan tentu dalam kecepatan menyampaikan informasi dipegang oleh jurnalisme digital. Berita-berita yang ditawarkan juga merupakan berita terkini dan selalu terbaru, sedangkan wartawan surat kabar butuh waktu cukup lama untuk menyebarkan informasi karena harus melalui proses pencetakan terlebih dahulu.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat nampaknya lama kelamaan akan membuat keberadaan media cetak semakin minim peminat. Kini pembaca lebih senang menerima dan mencari informasi melalui internet dan hal ini peluang bagi wartawan online. Dilansir dari jawapos.com, pada awal 2018 koran harian Joglosemar gulung tikar dan terakhir terbit pada 30 Desember 2017. Hal ini semakin membuktikan bahwa informasi yang diberikan wartawan online memang lebih menarik dan mudah untuk diakses.

Kondisi yang dialami tentu membuat banyak wartawan menjadi dilema. Banyak yang mempertanyakan di mana kedalaman suatu informasi, konteks dan cerita dibalik sebuah informasi bisa didapatkan. 

Wartawan surat kabar dan wartawan online tetap pada ideologinya maisng-masing. Media cetak maupun online, tetap faktor yang lebih penting ialah faktor individu. Syahputra. I. 2006, faktor individu merupakan garda paling depan dalam penentuan isi berita. Karena wartawan atau jurnalis merupakan orang yang terkait langsung dengan sebuah realitas yang akan disebarkan.

Kode Etik Wartawan

Pada tanggal 6 Agustus 1999, bertempat di Bandung, dicetuskan tujuh butir Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang dilahirkan oleh 26 organisasi wartawan di Indonesia dengan tujuan memajukan jurnalisme Indonesia di era kebebasan. Salah atu diantaranya ada yang berbunyi wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat. (Pasrah. H. R. 2008).

Pada kondisi ini media baru menurunkan pendapaat dari narasumber terkait dengan isu yang sama. Pada kenyataannya narasumber hanya diwawancarai oleh sedikitnya satu atau dua berita saja. 

Tetapi begitu banyak jurnalis yang memberitakan isu yang sama tetapi berbeda diantara satu dan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua wartawan menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik, dan tidak semua wartawan yang menyebarkan satu isu yang sama juga turut berpartisipasi dalam proses wawancara dan peliputan berita. Bisa saja informasi yang disebarkan diduga dari perilaku oknum yang mengambil, dan mengutip berita dari sumber utama dan tidak menyebutkan sumbernya.

Perubahan kondisi yang menghadirkan teknologi pada media baru sangat membantu wartawan. Tetapi pada sisi yang lainnya terdapat realita yang berbeda yakni aktivitas wartawan dalam mengutip sebuah berita tanpa ada sumber yang jelas dari berita utama. Teknologi yang turut hadir juga membuat oknum wartawan menjadi tidak difungsikan. Terlebih wartawan online yang selalu dianggap bekerja santai dengan hanya mengambil berita-berita dari sumber-sumber utama.

Dari hasil tulisan pada artikel ini dapat dilihat banyak perubahan dan perbedaan dari wartawan surat kabar (cetak) dengan wartawan Online. Pembaca memiliki hak untuk memilih media dan jurnalis mana dalam mengkonsumsi informasi berita. Wartawan juga harus tahu di mana tugas dan tanggung jawabnya.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun