Mohon tunggu...
Ni Luh Putu Nisa Y. Amerta Rini
Ni Luh Putu Nisa Y. Amerta Rini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa di sebuah politeknik di bandung. Hidup lebih bermakna jika dapat berbuat sesuatu kepada masyarakat, negara dan lingkungan sekitar. Move on, move up\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Semua Hal Berhenti Pada Seorang Pacar

15 Oktober 2012   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak menginginkan seorang pacar? Semua remaja di dunia ingin memiliki pacar. Hampir semua dari kita ingin memiliki pacar. Sebagian dari kita menempatkan pacar sebagai urutan pertama dalam hidup kita. Bener ga sih seperti itu?
Seperti yang kita tahu remaja umur belasan masih memiliki tingkat emosi yang kurang stabil dan ada kalanya sangat sulit untuk di kontrol. Begitu pula dengan kehidupan pribadi mereka yang kadang kala tidak teratur contohnya dalam urusan pacar.
Seberapa penting sih pacar untuk mereka? Kadang kala mereka sangat tunduk pada sang pacar. Ga boleh deket-deket dengan lain jenislah, ga boleh keluar jalan-jalan sama temen-temen merekalah dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja membuat tekanan batin pada mereka yang memiliki pacar possessive. Tau ga sih temen-temen apa dampaknya bagi kita jika dalam keadaan demikian?
Hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat prestasi kita di kampus maupun di sekolah. Karena sangat sibuk memikirkan pacar kita yang tidak mengijinkan kita deket-deket dengan lawan jenis tentunya susah dong kita kalau mau bikin tugas bareng atau jalan-jalan bareng untuk sekedar menghilangkan penat sehabis kuliah. Bukan hanya itu ketika kita akan mengikuti kegiatan organisasi ataupun kegiatan sosial mungkin temen-temen sering dilarang untuk ikut dengan alasan yang tidak logis mengatasnamakan “cinta”.
Tidak hanya itu, ada kalanya sebagian dari remaja karap kali sms’an ketika sedang mengikuti pelajaran di kampus atau sekolah. Oke-oke aja sih kalau sms-nya memang urgent alias genting tapi nyatanya cuma sms’an sama pacar karena pacarnya tidak mau ditinggal sebentar, kalau ga bakal ngancem “putus”. Tragis deh ngeliat atau merhatiin temen-temen remaja yang seperti itu.
Temen-temen remaja semua, boleh kok kita punya pacar asalkan kita tahu batasan-batasannya. Kapan kita harus pacaran dan kapan kita harus mengerjakan kewajiban kita. Jangan sampai seorang pacar menghalangi kita dalam berkarya dan berprestasi. Jangan lupa bahwa kita masih memiliki orang tua yang dengan susah payah menyekolahkan kita. Cuma saran aja sih buat temen-temen remaja kalau pacaran jangan pakai gaya “perangko” yang nempel terus kemana-mana berdua. Jika temen-temen semua punya pacar yang seperti saya sebutkan diatas cukuplah beri pengertian pada mereka bilang aja “demi masa depan bersama” hehehe. Maksudnya kita harus tetap belajar yang rajin demi masa depan kita yang lebih cerah. Jangan sia-siakan apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jangan karena pacar kita jadi lupa akan tugas kita sebagia siswa atau mahasiswa yaitu mengejar ilmu pengetahuan. Karena dari situlah kita mempunyai makna hidup. “Bravo”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun