Masuknya virus COVID-19 di Indonesia membuat banyak perubahan dalam masyarakat. Mulai dari aspek ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan lain-lain. Senin, 2 Maret 2020 ditetapkan sebagai kasus pertama penyebaran virus COVID-19 di Indonesia  yang terjadi pada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Depok.
Di Indonesia sendiri saat ini terhitung ada 12.071 kasus, sembuh 2.197, meninggal 872 kasus per 05/05/2020. Tingginya asam amino pada virus COVID-19 menyebabkan penularannya menjadi sangat cepat. Ditambah lagi dengan aktivitas warga yang masih mengundang kerumunan, yang dapat menyebabkan penularan melalui droplet.
Ditetapkannya kebijakan PSBB Â merupakan upaya pemerintah untuk mencegah meningkatnya angka penyebaran virus COVID-19. Kebijakan PSBB sudah diterapkan di beberapa daerah dengan membatasi aktivtas warganya, agar tidak menimbulkan kerumunan.
Dalam aspek pendidikan, Kemendikbud menetapkan untuk semua lembaga pendidikan untuk melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kontak fisik yang dapat menyebabkan tertularnya virus.
Sudah 1,5 bulan lamanya sistem pembelajaran PJJ diberlakukan. Pada tingkat perguruan tinggi setiap kampus memiliki kebijakan masing-masing dalam pelaksanaan PJJ. Mulai dari diskusi online, e-conference, hingga tugas online.Â
Banyak sekali platform yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan belajar dengan metode PJJ ini, misalnya Zoom, Google Classroom, Quiziz, Ruang Guru, dan platform lain sejenisnya. Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini cukup efisien sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran virus.Â
Namun, dalam pelaksanannya kerap kali ditemukan kendala yang menghambat kegiatan pembelajaran. Kemampuan teknologi dan ekonomi yang berbeda dari tiap mahasiswa menumbulkan banyak kendala.Â
Karena tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran jarak jauh ini. Seperti minimnya akses internet, gadget yang tidak mendukung, dan mahalnya harga kuota merupakan beberapa kendala yang terjadi saat ini.
Tingginya kebutuhan internet mengharuskan mahasiswa untuk meyiapkan kuota internet demi menunjang proses pembelajaran. Karena ada beberapa platform yang memang membutuhkan akses internet yang cukup besar.Â
Contohnya, aplikasi zoom yang merupakan platform dimana dosen dan mahasiwa dapat bertatap muka secara langsung dengan melakukan video call atau e-conference.Â
Platform tersebut membutuhkan kuota internet yang cukup besar. Sebagian mahasiswa harus membeli kuota internet yang mahal, karena mereka tidak memiliki fasilitas Wi-Fi.Â