Hal ini sangat mempersulit mahasiswa, karena harus menyiapkan uang juga untuk membeli kuota, sedang keadaan ekonomi di tengah pandemi membuat kondisi keuangan menurun.Â
Banyak dari mereka yang mengharapkan adanya pemberian subsidi kuota dari pihak kampus untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Mahasiswa menuntut demikian, karena mereka sudah membayar uang kuliah tunggal (UKT) mereka secara penuh, namun tidak mendapat fasilitas yang mendukung untuk dilakukannya PJJ.
Dalam menyikapi hal tersebut, setiap dosen memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menyesuaikan keadaan mahasiswanya.Â
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan platform yang bisa diakses tanpa harus mengeluarkan kuota internet yang besar. Misalnya, melakukan perkuliahan dengan menggunakan Whatsapp group. Dengan begitu mahasiswa tidak akan boros dalam menggunakan kuota internet, sehingga perkuliahan dapat tetap berlangsung walaupun tidak se-efisien perkuliahan dengan platform e-conference.
Beberapa kampus kini mulai berusaha melakukan kerja sama dengan pihak provider, dalam upaya pemberian subsidi kuota. Salah satunya Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang melakukan kerja sama dengan provider Telkomsel dan IM3 untuk menyalurkan subsisdi kuota yang dapat digunakan mahasiswa dalam menunjang kegiatan perkuliahan.Â
Kuota yang diberikan sebesar 30 GB untuk seluruh mahasiswa yang berlaku selama 1 bulan. Dengan adanya subsidi kuota yang diberikan oleh pihak kampus, diharapkan dapat memaksimalkan kegiatan perkuliahan jarak jauh.
Kendala lainnya adalah gadget yang tidak mendukung untuk menjalankan aplikasi yang berat. Hal ini menjadi penghambat lain dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.Â
Selain membutuhkan kuota yang besar, mahasiswa juga terkadang membutuh gadget yang dapat mendukung untuk menjalakan aplikasi yang berat, baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun untuk mengerjakan tugas.
Banyak dari mereka yang mengharapkan adanya pemberian subsidi kuota dari pihak kampus untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Mahasiswa menuntut demikian, karena mereka sudah membayar uang kuliah tunggal (UKT) mereka secara penuh, namun tidak mendapat fasilitas yang mendukung untuk dilakukannya PJJ.
Adapun kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kurangnya interaksi secara langsung dalam pembelajaran online membuat mahasiswa sulit untuk fokus.Â
Absensi yang dapat dilakukan secara online bisa membuat mahasiswa hanya melakukan absen saja tanpa mengikuti perkuliahan. Selain itu, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat memberi dampak buruk pada kesehatan mata, karena mahasiswa harus menatap layar gadget selama berjam-jam.