Brain root artinya pembusukan otak istilah yang ada di era digital yang populer baru-baru ini. Karena terlalu banyak melihat atau mengonsumsi konten dan kualitas rendah. Konten-konten negatif, menghabiskan waktu di dunia Maya secara berlebihan akan berdampak tidak baik pada kondisi psikologis, kognitif dan lainnya. Dilansir dari Wikipedia.org. Tahun 2024 tetapi sebenarnya sudah dari tahun 2023 sebagai meme, cerita lucu, tingkah-tingkah hewan yang aneh. Fenomena yang sering terjadi pada gen z berdasarkan penelitian dari Oxford University press.Â
Pengaruh media sosial terhadap minat membaca memiliki dua sisi. Di satu sisi, media sosial menawarkan akses mudah ke berbagai bacaan digital seperti artikel pendek atau rekomendasi buku. Namun, di sisi lain, konten media sosial yang bersifat cepat, visual, dan penuh distraksi sering kali mengurangi fokus untuk membaca buku secara mendalam. Kebiasaan scrolling dan konsumsi konten instan dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis serta minat pada literasi yang membutuhkan perhatian lebih, seperti membaca buku panjang atau materi yang mendalam.Â
Riset "World's Most Literate Nations Ranked" oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 menempatkan Indonesia di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca, berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61).Â
Media sosial memiliki dampak negatif terhadap kemampuan berpikir mendalam, seperti:
Penurunan Konsentrasi: Konten pendek dan cepat membuat otak terbiasa dengan informasi instan, sulit fokus pada bacaan panjang atau tugas yang memerlukan pemikiran mendalam.
Gangguan Pola Berpikir: Overload informasi menyebabkan otak bekerja secara dangkal dan sulit menganalisis atau merenungkan.
Kemampuan Refleksi Berkurang: Kurangnya waktu untuk berpikir mendalam karena media sosial terus-menerus menuntut perhatian.
Stimulasi Berlebih: Dopamin instan dari media sosial mengurangi motivasi untuk mengeksplorasi ide atau informasi secara mendalam.
Dampak brainrot ada yang berdampak pada minat membaca bagi siswa, daya pikir berkurang. Saat mengalami masalah mereka cenderung untuk menghindari dan tidak mau menyelesaikan.Â
1. Sulit berkonsentrasi. Terlalu banyak terpapar sosial media, layar kaca mereka akan merasa kesulitan untuk berkonsentrasi, kesulitan dalam mengingat dan memfokuskan diri, memperhatikan dengan seksama segala sesuatu. Pembusukan otak. Karena otak hanya ada di dalam satu aktivitas saja selama berjam-jam. Vera Itabiliana Hadi Widjojo S.Psi scrolling di media sosial, menonton konten yang tidak berkualitas baik. Tidak mendidik, konten-konten digital, mengakibatkan kondisi mental, intelektual seseorang menurun. Berpikir kritis dan mengambil keputusan, kecemasan berlebihan.