Anak-anak, terutama yang masih kecil, sering merasa bosan jika belajar hanya menggunakan buku teks. Saya mencoba menggunakan alat bantu belajar, seperti video animasi, permainan edukatif, atau bahkan kegiatan praktis seperti eksperimen sains sederhana di rumah. Alhamdulillah mereka senang sekali dan mudah memahami pelajaran.
Saat mereka merasa kesulitan memahami konsep pecahan, saya menggunakan potongan pizza sebagai alat bantu. Dengan cara ini, mereka dapat memahami pelajaran secara konkret, sekaligus menikmatinya dengan senang hati.
4. Jangan Memaksa, Tapi Dampingi dengan Sabar
Belajar adalah proses, dan setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda dalam menyerap pelajaran. Jangan memaksakan anak untuk terus belajar ketika mereka terlihat lelah atau frustrasi. Sebaliknya, dampingi mereka dengan sabar, dengarkan keluhannya, dan bantu mereka mencari solusi.
Ada hari di mana keponakan saya tidak mau belajar sama sekali karena merasa terlalu banyak tugas dari sekolah. Alih-alih memaksa, saya memutuskan untuk berhenti sejenak dan mengajaknya bicara santai sambil bermain. Keesokan harinya, ia kembali semangat belajar karena merasa didengar dan dimengerti.
5. Berikan Penghargaan untuk Setiap Usaha
Anak-anak akan lebih termotivasi ketika mereka merasa dihargai. Berikan pujian untuk setiap usaha yang mereka lakukan, bukan hanya hasilnya. Contoh, ketika anak Anda berhasil menyelesaikan tugas sulit, katakan, "Ibu bangga dengan usahamu!"
Kami memberikan penghargaan kecil, seperti stiker bintang atau waktu bermain tambahan. Sesekali diajak keluar rumah ke lapangan sekitar rumah, taman bermain. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan lebih semangat belajar.
6. Jadilah Teman Belajar, Bukan Sekadar Orang Tua
Anak-anak akan merasa lebih nyaman ketika orang tua mendampingi mereka dengan santai, bukan sebagai pengawas yang kaku. Kami selalu mendampingi di dalam proses belajar mereka dengan memberikan contoh atau berdiskusi bersama mereka.
Saya sering belajar bersama dengan bermain peran. Misalnya, saat belajar tentang sejarah, kami berpura-pura menjadi tokoh dalam cerita sejarah tersebut. Ini membuat pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan.