Mohon tunggu...
Amelya I. Fatma R.
Amelya I. Fatma R. Mohon Tunggu... -

Ordinary person with extraordinary dreams.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gerdema: Saatnya Desa Mandiri, Saatnya Desa Berdikari

29 November 2014   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417246830993770748

Judul               : Revolusi Dari Desa (Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya Kepada Rakyat)

Penulis             : Dr. Yansen TP., M.Si

Editor              : Dodi Mawardi

Penerbit           : PT. Elex Media Komputindo

Tahun Terbit    : 2014

Cetakan           : Ke-1

Jumlah Hal.     : xxviii + 180 halaman

ISBN               : 978-602-02-5099-1

Pembangunan, apakah yang terlintas di benak saudara saat mendengar kata pembangunan? Pembangunan dapat dipahami sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dan melembaga dalam rangka membangun masyarakat. Membangun merupakan upaya dan tindakan nyata yang terus-menerus dilakukan oleh seseorang, kelompok, golongan, pemerintah, atau pun negara untuk mewujudkan sebuah harapan atau sesuatu yang sangat diimpikan oleh berbagai lapisan masyarakat tersebut.

Pertanyaan demi pertanyaan pun muncul berkenaan dengan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Apakah pembangunan sudah berjalan dengan baik? Apakah pembangunan yang sudah dilaksanakan mampu memenuhi harapan-harapan masyarakat? Apakah pembangunan yang sudah dilaksanakan mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik atau malah tidak ada perubahan yang dirasakan?Apa saja tantangan dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan?

Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembangunan yang telah dilaksanakan masih kurang memuaskan. Persoalan pemenuhan kebutuhan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan di berbagai bidang, atau persoalan lainnya belum secara hakiki dapat diatasi. Berbagai konsep, model, dan strategi telah dijalankan oleh semua pemerintah, namun kondisi yang dihadapi tetaplah tidak mengalami perubahan yang signifikan. Tingkat kesejahteraan sebagian besar masyarakat belum meningkat, yang susah makin susah dan yang kaya makin kaya.

Berangkat dari hal tersebut, Dr. Yansen TP., M.Si selaku Bupati Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara memiliki inisiatif untuk mengubah konsep pembangunan. Konsep pembangunan yang selama ini menganut paradigma pertumbuhan dan paradigma pemerataan dinilai belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Inti pembangunan adalah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat; dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Karena semua masalah pembangunan terletak di desa, maka fokus pembangunan harus dimulai dari desa.

Paradigma yang diusung oleh Dr. Yansen TP., M.Si sangat berbeda dengan paradigma sebelumnya, GERDEMA Beliau menyebutnya. GERDEMA atau Gerakan Desa Membangun merupakan sebuah terobosan baru di mana masyarakat desa diberi kepercayaan untuk mengelola wilayahnya sendiri serta mngembangkan potensi yang dimiliki. Sebagai paradigma baru, GERDEMA merupakan perilaku kebijakan inovatif yang percaya sepenuhnya kepada masyarakat desa. Dalam hal ini peran desa bukanlah sebagai objek dari pembangunan pemerintah pusat melainkan desa dijadikan sebagai subjek dalam proses pembangunan. Pelibatan masyarakat merupakan hal penting dalam pembangunan karena siapa lagi yang mengetahui kebutuhan masyarakat kalau bukan mereka sendiri. Pemerintah harus memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Peran pemerintah hanyalah membimbing, mengarahkan, sekaligus memberi dukungan penuh melalui segenap potensi sumber daya yang dimiliki, termasuk dalam hal dukungan dana. Biarkan masyarakat mengelolanya secara mandiri.

Umumnya para elite pemerintah baik pusat maupun daerah, masih belum percaya untuk menyerahkan urusan kepada desa, apalagi menyerahkan sejumlah dana kepada desa. Dalam GERDEMA, sikap tidak percaya ini sudah harus dihilangkan. GERDEMA bertujuan untuk memampukan perangkat desa dalam penyelenggaraan pembangunan sekaligus pengelolaan keuangannya. Perlu diingat bahwa GERDEMA bukan hanya visi daerah semata tetapi dapat juga digunakan sebagai koreksi paradigma pembangunan nasional.

Keberadaan buku ini tentu saja memberikan angin segar di tengah proses pembangunan yang selama ini dirasa tidak memberikan perubahan. Gerakan Desa Membangun bukan Gerakan Membangun Desa, itulah paradigma baru yang dicetuskan oleh Pak Yansen. Masyarakat desa diberi kepercayaan sepenuhnya untuk mengelola desa mereka sendiri serta menjadikan desa mereka mandiri dan berdikari. Desa tidak lagi menunggu komando dari pemerintah pusat dalam menjalankan kebijakan-kebijakan, melainkan masyarakat desa yang harus aktif untuk menentukan nasibnya sendiri. Ya menentukan nasibnya sendiri, hal ini dikarenakan mereka lah yang paham betul tentang keadaan mereka. Paham betul tentang apa saja yang mereka butuhkan, bukan pemerintah pusat yang seringkali mengeluarkan kebijakan yang tidak tepat sasaran dikarenakan mereka tidak paham apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Buku ini dapat menjadi panduan bagi semua stakeholders, terutama seluruh Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (PNS SKPD), Pemerintahan Desa (Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Lembaga Ekonomi Desa, Lembaga Adat, PKK Desa), masyarakat, para wiraswasta, dan para pemangku kepentingan lainnya bahkan berbagai pihak yang ingin memahami dan belajar tentang bagaimana membangun desa secara tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun