Mohon tunggu...
Siti Amalia
Siti Amalia Mohon Tunggu... Administrasi - SMPN 17 Kota Bogor

Ketua IGI Kota Bogor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi Lintas Mata Pelajaran Matematika

2 Oktober 2017   02:21 Diperbarui: 2 Oktober 2017   03:38 2748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kebangkitan literasi sangat penting. Hal ini mengingat, bangsa dengan literasi yang sangat maju, biasanya berhubungan dengan kemajuan peradaban bangsa itu sendiri." Demikian dikatakan wamenbud Wiendu Nuryanti di stand Indonesia di geelaran Frankfurt Book Fair (FBF), Rabu (8 oktober 2014).

Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya literasi bagi kemajuan peradaban bangsa. Konsekuensinya, jika ingin membangun peradaban, mau tidak mau literasi harus dibudayakan. Majunya sebuah negara, dapat dilihat dari kuatnya budaya literasinya. Hal tersebut dapat dilihat di Jepang. Karena memiliki budaya membaca buku yang tinggi, Jepang menjadi bangsa maju dan superior.

Penyebab utama dari rendahnya budaya literasi bangsa kita adalah rendahnya pemahaman kita terhadap budaya membaca. Kebanyakan dari kita berpikir literasi sudah tercapai bila sudah bisa membaca dan menulis. Padahal pengertian liiterasi berdasarkan konteks penggunaannya adalah integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca dan berpikir kritis.

Pada tanggal 28 November 2007, International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEEA) memublikasikan hasil penelitiannya tentang melek aksara siswa 9-14 tahun di 41 negara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke 40 dar 41 negara dan dikategorikan sebagai negara belum maju bersama Afrika Selatan.

Kegiatan pembelajaran matematika cenderung membosankan. Hal ini karena siswa menghadapi symbol-simbol yang menurut siswa monoton dan kurang menarik. Maka diharapkan dengan menerapkan literasi pada pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Membaca penting untuk kegiatan pembelajaran. Keterampilan dalam membaca itu sangat penting untuk kesuksesan di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang dapat membaca dengan baik biasanya mencapai biasanya mencapai hasil yang baik dalam semua mata pelajaran dalam kurikulum. Sebaliknya siswa yang kurang bisa membaca biasanya kurang berhasil juga di semua mata pelajaran. Selain itu, siswa yang kurang mampu membaca cenderung tertinggal, sementara teman-teman mereka yang lancar membaca lebih maju dalam pembelajaran.

Kemampuan membaca dalam belajar matematika sangat penting terutama ketika menyelesaikan soal cerita, yaitu soal matematika yang dikemas dalam bentuk teks. Siswa biasanya lancaar dalam menyelesaikan soal-soal simbolik matematika, tetapi kesulitan menyelesaikan soal cerita.  Hal utama yang penting dikuasai siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah memahami soal tersebut, baru kemudian menerjemahkan pemahaman itu ke dalam bentuk / symbol matematika. Salah satu indicator siswa memahami soal cerita adalah siswa dapat menceritakan / menuliskan kembali isi soal tersebut dengan kata-kata mereka sendiri.

Membaca table, diagram, dan grafik adalah kemampuan lain dalam matematika yang terkait dengan literasi. Indikator mampu membaca table, diagram, grafik adalah mampu menjelaskan secara lisan atau tulisan informasi yang terkandung dalam table / diagram / grafik tersebut. Oleh karena itu, pembiasaan siswa untuk menulis ulang soal cerita dengan kata-kata mereka sendiri dan mengungkapkannya secara lisan atau tulisan hasil bacaan siswa terhadap suatu table / diagram / grafik sangat diperlukan. Namun tak hanya dalam menjelaskan table / diagram / grafik saja siswa membutuhkan kemampuan literasi, tetapi dalam setiap materi matematika, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan literasinya.

Sehingga dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan literasi mempunyai langkah sebagai berikut: 1) siswa diberikan latihan soal dan mereka diarahkan untuk membuat laporannya (menulis, membaca, berpikir kritis), 2) siswa secara berpasangan membacakan hasil laporannya (membaca, mendengarkan, berbicara berpikir kritis), 3) siswa menyimak temannya membacakan hasil laporannya (berbicara, mendengarkan, berpikir kritis), 4) siswa mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas (membaca, berbicara, menyimak, berpikir kritis).

Literasi dalam pelajaran matematika sangat diperlukan untuk mengasah kemampuan siswa menyelesaikan word problems alias soal cerita. literasi dalam pelajaran matematika juga menuntut siswa untuk menyelesaikan soal secara runtut. Asyiknya lagi pendekatan ini dapat diaplikasikan di segala jenjang dan bab.

Namun literasi dalam pelajaran apapun tak ada artinya bila siswa tidak suka membaca. Sehingga guru melakukan pendampingan membaca bacaan yang sesuai dengan umur siswa untuk mengasah kemampuan literasi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun