Perjuangan melawan hawa nafsu adalah perjuangan yang paling berat melebihi perjuangan apapun. Saking sulitnya predikat orang terkuat disematkan kepada orang yang dapat mengendalikan hawa nafsu. Bulan Ramadhan adalah bulan penggemblengan hawa nafsu. Di bulan ini umat islam yang beriman wajib berpuasa. Tak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi anggota tubuh dan pikiran pun dididik agar tak memperturutkan hawa nafsu yang mengajak kepada kemaksiatan kepada Allah.
Ketika sahur, mata ini rasanya masih ingin terpejam, namun kita harus menghalau hawa nafsu ingin tidur, kita harus bangun untuk sholat tahajud & makan sahur. Ketika berpuasa, di mana godaan sangat banyak, kita harus menundukkan hawa nafsu, dialihkan dengan melakukan banyak-banyak ibadah kepada Allah. Kita ingin bermalas-malasan, tidur, melakukan hal-hal yang mubah saja, namun hawa nafsu kita paksa untuk tilawah, belajar islam, berdzikir, dan amalan-amalan kebaikan yang lain. Ketika siang hari rasanya ingin belanja semua makanan lezat untuk berbuka nanti, namun kita harus menahan diri, ingat bahwa itu hanya hawa nafsu yang tak perlu diperturutkan, perut manusia terbatas, tak mungkin bisa menyantap semua makanan. Tiba saat waktu berbuka, rasanya ingin memakan semua hidangan di meja, namun kita harus ingat, bila makan banyak-banyak maka akan malas beribadah, sedangkan waktu teraweh sebentar lagi. Maka hawa nafsu tunduk pada pikiran kita, makan secukupnya saja, berhenti sebelum kenyang. Kesibukan siang yang mendera dan sehabis makan, ingin rasanya diri ini bermalas-malasan saja, isya & teraweh nanti saja. Di penghujung hari ini sekali lagi hawa nafsu harus dikalahkan untuk berjamaah isya & teraweh.
Perjuangan melawan hawa nafsu ini yang diharapkan berbekas pada hari-hari lain di luar Ramadhan. Berpayah-payah disiplin waktu agar program-program pribadi Ramadhan kita dapat terlaksana dengan baik, diharapkan selepas Ramadhan pun kita pandai me-manage waktu mengejar pahala ibadah. Anggota tubuh kita terjaga saat Ramadhan, selepas Ramadhan kita diharapkan terbiasa menundukkan hawa nafsu yang menginginkan anggota tubuh ini bermaksiat.
Hidup kita di dunia ibarat orang yang sedang berpuasa. Bila kita mengumbar hawa nafsu, akal kita kalah dengan hawa nafsu, maka kenikmatan surga tak akan kita dapatkan seperti kenikmatan berbuka setelah kita berpayah-payah berpuasa. Bahkan kita akan mendapatkan siksaan yang abadi dan menyakitkan di dunia & akhirat.
Rasulullah pernah bersabda bahwa, dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Di akhirat, adalah surga bagi orang mukmin dan penjara bagi orang kafir. Berpayah-payahnya kita di dunia menahan hawa nafsu dari kemaksiatan dan kedzoliman serta hal-hal yang tak berguna, niscaya Allah akan ganti semua itu dengan kenikmatan abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H