Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisa La Penritata

6 Agustus 2021   10:59 Diperbarui: 8 Agustus 2021   17:20 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

La Penritata kekasihku, kau memulai perpisahan ini dengan ciuman liar. Kepalamu ular, menumpahkan bisa ke mulutku. "Aku akan terus mengirimi ribuan pil puisi untuk menemani kuantiliun detikmu bahkan mungkin lebih, saat kita berjauhan", bisa dari mulutmu membasahi jiwaku yang mulai kering. Dua puluh tiga langkah kepergianmu, rambutmu berubah menjadi kobaran api.

Lelakiku La Penritata yang kukagumi sepenuh-penuh hati, sudah dua puluh dua bulan kepergianmu, aku ingin bercerita banyak hal padamu. Tetapi, ponsel sialanmu itu selalu melawan panggilanku, "Maaf, orang yang anda tuju, sudah tidak peduli pada kondisimu." Sialan!

Hidup ini bajingan La Penritata. Saat malam tiba, tubuhku sering hancur dikunyah sepi. Menjelang pagi, bola mataku berloncatan mencari-cari pil puisi yang kaujanjikan, kerongkonganku kering, perempuan di dalam tubuhku ke luar, wajahnya penuh sayatan, tubuhnya penuh lubang. Saat matahari tepat di atas kepalaku, tubuhku kembali utuh.

Jawab pertanyaanku, La Penritata! Haruskah aku bercinta dengan lelaki-lelaki berjas dan berdasi di gedung wakil rakyat—yang lebih sering membuat pernyataan dibanding aksi, agar mereka mewakili beban perasaanku dan mampu merontokkan segala bisamu dengan bisanya?

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun