Salah satu produk keren besutan Maybank adalah Aplikasi M2U ID.
Harimau dan Maybank ibarat dua sisi mata uang. Raja rimba yang cekatan dan tangkas dijadikan logo pengukuh tekad. Kecekatan dan ketangkasan “harimau Malaya” itu lantas diterjemahkan ke dalam bentuk nilai-nilai dasar (core values) yang disebut TIGER.
Nilai dasar itu adalah (1) team work, yakni bekerja sama sebagai satu tim dengan dasar nilai saling menghargai; (2) integrity, yaitu bekerja dengan mengutamakan kejujuran sebagai landasan moral; (3) growth, yakni bekerja dengan keinginan yang kuat melakukan peningkatan dan pembaruan secara konsisten; (4) exellence and efficiency atau bekerja atas komitmen menghasilkan kinerja yang sempurna dan pelayanan yang prima; dan (5) relationship atau membangun jaringan, yakni bekerja secara berkesinambungan demi menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
Nilai dasar itulah yang melandasi keinginan kuat Maybank untuk menghadirkan solusi keuangan bagi nasabah, terutama produk yang mengedepankan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan nasabah.
Bank Digital dan Revolusi Maybank Indonesia
Malayan Banking Berhad mengakuisisi sebanyak 97,38% saham Bank Internasional Indonesia. Masing-masing sebesar 53,33% melalui Sorak Financial Holding Pte. Lts dan sebanyak 43,05% melalui Maybank Offshore Corporate Service (Labuan) Sdn Hbd.
Pada 23 September 2015, atas persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Internasional Indonesia lalu berganti nama menjadi Bank Maybank Indonesia. Bank yang terkoneksi dengan jaringan Maybank di 19 negara itu terus bertumbuh.
Pada sarasehan virtual yang dihadiri oleh bloger dan vloger Kompasiana itu, Michel menegaskan, “Maybank telah melakukan banyak perubahan dalam upaya meningkatkan servis pelayanan. Kecanggihan teknologi memantik Maybank melakukan evolusi digital untuk lebih menyederhanakan sistem transaksi.”
Dalam acara yang sama, Ditto Prabowo menyatakan bahwa pada mulanya keuangan digital ditujukan untuk menjaring minat generasi milenial, tetapi belakangan ini sistem keuangan digital sudah digunakan hampir oleh semua lini umur.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Michel bahwa pandemi korona sebenarnya hanya mempercepat proses transaksi keuangan secara digital, sebab semua orang harus menjaga jarak fisik dan mengurangi interaksi dengan orang lain.
Dalam tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia cukup ramah dengan kemajuan teknologi dan mudah mengadopsi evolusi sistem keuangan. Keuangan digital yang sudah marak sebelum pandemi menjadi kian marak setelah protokol kesehatan yang ketat diberlakukan.