Kalaupun selama ini ia rajin diet dan berolahraga, itu bukan karena ingin tampak ramping di mata Denniz. Ia ingat pesan Ester Bangun Regianis, dalam pijarpsikologi.org, bahwa mencintai diri sendiri adalah bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan.Â
Setiap malam menjelang tidur, Mehrin rajin menulis setidaknya tiga kelebihan yang ia sukai dari dirinya. Besok pagi sebelum ia tinggalkan ranjang, daftar itu akan ia baca dan rasa percaya dirinya bertambah seiring dengan rekahnya fajar di ufuk timur.
Mehrin menuruti saran Jennice Vilhauer, lewat psychologytoday.com, yang menganjurkan agar para korban body shaming menulis daftar tersebut selama 30 hari. Ia malah terus melakukannya hingga sekarang.
Senja ini saat Denniz membandingkan citra fisiknya pada masa lalu dengan bentuk tubuhnya hari ini, ia sudah tahu bagaimana caranya menghadapi hinaan fisik.
Ia condongkan badan ke depan, menatap tajam mata Denniz, lalu berbisik lirih, "Kamu hina fisikku, tetapi kamu lupa bahwa kamu sangat suka pada dompetku yang gemuk!" Â
Denniz terdiam. Ia seperti petinju yang kalah KO pada ronde pertama.
Amel Widya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H