Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sunda Empire di Antara Pertarungan Delusi dan Imajinasi

27 Januari 2020   19:28 Diperbarui: 28 Januari 2020   12:52 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kumparan.com

Sumber Gambar: Kumparan.com
Sumber Gambar: Kumparan.com
Silakan coba juga membuka sejarah PBB . Langsung saja kamu rangsek bagian kapan dan di mana PBB didirikan, siapa dan dari mana asal pendirinya, bagaimana didirikan, dan apa tujuan pendiriannya. Saya jamin, kamu tidak akan mendapatkan apa pun terkait Sunda Empire.

Jadi, dari mana asal klaim Kaisar Rangga Sasana? Pertanyaan itu tidak perlu kamu jawab. Sebagai warganet yang sehat akal budinya, kamu pasti tahu bahwa ada hal yang memang harus dipikirkan. Sunda Empire tidak termasuk dalam bagian itu. Seupil pun tidak.

Anggap saja kamu tengah butuh hiburan sebagai pengalih dari penat pekerjaan. Sunda Empire dan antek-anteknya cocok kamu masukkan pada bagian itu. Ketemu titik lucu, tertawa saja. Ketemu bagian muluk-muluk, tertawa saja.

Sebagai perempuan Sunda yang pengetahuan tentang kesundaannya masih cetek, saya coba melihat Kaisar Rangga dari sisi lain. Saya pikir beliau paham tentang hak kebebasan berpendapat dan berserikat di alam demokrasi Indonesia. Saya juga berpikir, beliau tahu bahwa di dalam negara demokratis, setiap orang berhak berpendapat.

Di republik tercinta ini, setiap orang berhak untuk berserikat atau berorganisasi. Ia manfaatkan kebebasan itu. Jadi sah-sah saja kalau Rangga dan komplotannya mengaku sebagai "dinastinya dinasti", bahkan mendirikan lembaga Kekaisaran Sunda.

Adapun saya, selaku warga negara yang sedang mendalami bagaimana semestinya hidup di alam demokrasi, saya menghargai upaya keras Rangga dan antek-anteknya dalam mengangung-agungkan Sunda Empire. Itu hak mereka.

Hanya saja, saya teringat tentang gangguan psikosis. Christine Brooker dalam Buku Saku Keperawatan (2013; 450) menyebut psikosis sebagai gangguan kejiwaan yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan.

Selintas kepikiran, sepertinya Bapak Rangga terkena terjangan delusi. Jika delusi dicitrakan sebagai sebatang pohon, Sekretaris Jenderal Earth Empire (Kekaisaran Bumi, bandingkan dengan World Empire atau "Kekaisaran Dunia) itu berada di dahan yang bernama delusi megalomania atau delusi muluk-muluk.

Masalahnya berat. Sedalam apa pun pengetahuan antropologimu, iman beliau tidak akan tergoyahkan. Seluas apa pun pengetahuan sejarahmu, keyakinan beliau tidak akan berubah. Jika sudah seperti itu, percuma saja rupa-rupa pendapat dibentangkan di hadapan beliau.

Mengapa pikiran tentang delusi terbetik di benak saya? Alasan saya kuat, karena melihat sikap gigih Pak Rangga dalam mempertahankan pendapatnya tentang Sunda Empire. Dengan begitu, Pak Rangga sedang memperlihatkan eksistensinya bahwa "dia orang penting".

Saking pentingnya, dia yakin seyakin-yakinnya bahwa sudah puluhan negara yang bergabung di bawah singgasananya. Kalau kamu tidak percaya, tidak apa-apa. Itu hakmu. Asalkan kamu tidak sembarangan berpendapat tentang beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun