Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya
--Kepada Okky Madasari
Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Sekarang. Duniaku muram. Seperti selembar peta kusam. Aku tersesat, kehilangan hangat.
Bu, kulihat orang-orang bermata hujan. Menggelepar di tepi jalan. Di Senayan, wakil-wakil mereka tidur. Kekenyangan di ruang sidang.
Ibu, aku kehilangan mata cinta. Setiap hari air menetas di mataku. Menjadi dewasa adalah siasat menyenangi dusta. Aku tercekat, kehilangan sempat.
Bu, aku ingin mendengar lagi dongeng-dongeng cinta dan keadilan sambil memeluk lutut di rahimmu. Di duniaku, lelaki hanya peduli pada deru napas dan deras sperma. Aku terkerat, kehilangan hasrat.
Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Hidup selamanya di sana. Memeluk hasrat, memeluk hangat. Atau mati sebelum benci merampas jiwa.
2013-2018
Amel Widya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H