Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya

29 Juni 2019   18:31 Diperbarui: 29 Juni 2019   19:22 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya
--Kepada Okky Madasari

Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Sekarang. Duniaku muram. Seperti selembar peta kusam. Aku tersesat, kehilangan hangat.

Bu, kulihat orang-orang bermata hujan. Menggelepar di tepi jalan. Di Senayan, wakil-wakil mereka tidur. Kekenyangan di ruang sidang.

Ibu, aku kehilangan mata cinta. Setiap hari air menetas di mataku. Menjadi dewasa adalah siasat menyenangi dusta. Aku tercekat, kehilangan sempat.

Bu, aku ingin mendengar lagi dongeng-dongeng cinta dan keadilan sambil memeluk lutut di rahimmu. Di duniaku, lelaki hanya peduli pada deru napas dan deras sperma. Aku terkerat, kehilangan hasrat.

Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Hidup selamanya di sana. Memeluk hasrat, memeluk hangat. Atau mati sebelum benci merampas jiwa.

2013-2018

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun