Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Aku Melarikan Diri dari Hantu Rindu dan Terjebak di Hutan Sendu

13 Mei 2019   22:04 Diperbarui: 14 Mei 2019   19:17 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pngdownload.id

Di hutan rindu yang berbahaya, sembap, dan mengerikan, aku terjatuh ke lubang putus asa. Tak ada jejak pelukmu di punggungku. Tak ada bekas bibirmu di tengkukku. Tak ada getar napasmu di telingaku. Hanya gagap daun dan lembap cuaca.

Dari langit yang muram, satu-satunya lampu digantungkan Tuhan. Samar-samar bayangmu memanjang, begitu panjang, mengalahkan batang-batang pohon dan dahan-dahan gairahku. Tuhan sengaja menyeretku ke hutan rindu, menyesatkan aku di sini, dan sendu menghantu.

Aku tengah berlibur beberapa jenak: melupakan beban pekerjaan, meninggalkan riuh kemacetan, dan menjauh dari kertas-kertas neraca. Tetapi, tak satu pun sudut di hutan ini yang memampang wajahmu. Makin giat kudekatkan tubuhmu ke benakku, Tuhan makin gigih menjauhkanmu dari berahiku.

Aku termangu di hutan sendu. Tersesat merindumu.

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun