Apakah saya, termasuk keluarga saya, punya alasan khusus sehingga begitu mencintai sambal? Sekali lagi saya tandaskan bahwa saya termasuk penganut paham "tidak semua pertanyaan butuh jawaban", tetapi kali ini akan saya jawab dengan senang hati.
Begini. Jangan pandang remeh sambal. Cabai dan tomat adalah kolaborasi cantik yang menghasilkan vitamin A dan C, dua vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain memperlancar metabolisme tubuh, kedua vitamin tersebut dapat mempercepat penyembuhan luka. Kabar utuhnya dapat dibaca di Kompas.com.
Memang ada sebagian orang yang suka sambal dan tidak suka kerupuk. Ada juga yang sebaliknya, suka kerupuk dan tidak suka sambal. Bahkan ada yang tidak suka pada kedua-duanya. Namun, saya tidak masuk dalam tiga golongan tersebut karena saya menyukai kedua-duanya.
Tentu saja saya tidak akan menggalang dukungan agar Kompasianer yang menyukai sambal dan kerupuk, di seluruh penjuru dunia, agar serempak bersuara. Saya agak ragu kalau sama sekali tidak ada Kompasianer yang menyukai kedua-duanya.
Dengan kata lain, suka sambal dan kerupuk. Sekalipun rata-rata Kompasianer memilih sambal, saya yakin ada juga yang di dalam hati kecilnya terketuk memilih kerupuk atau memilih kedua-duanya. Hanya saja, mereka terperangkap dalam jebakan kalimat sehingga terpaksa memilih salah satunya saja.
Tidak ada pekerjaan yang sia-sia di muka bumi. Sambal penting dalam memicu gairah makan, kerupuk penting dalam memacu hasrat makan. Jadi, jangan pisahkan keduanya selagi memang kehadirannya sama-sama penting dan sama-sama disukai.
Bagaimanapun, sambal dan kerupuk memang dapat memperkuat daya mood kita. Maka dari itu, bersatulah para pencinta sambal dan kerupuk di Kompasiana!
Amel Widya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H