Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hakim di Kepala Tetangga

12 Agustus 2018   22:07 Diperbarui: 16 Agustus 2018   15:39 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepalanya mendadak pengar. Layaknya batang pisang, ia tersungkur ke tanah. Gedebuk tubuhnya mengalahkan derum motor. Tetangga-tetangga berlarian meninggalkan tukang sayur.

5

Di beranda, belajar sabar paling sulit selagi sakit. Apalagi kala seorang ibu berkerudung sepinggang mulai berceloteh. Sakit itu pengurang dosa, katanya dengan mata seperti polisi penyelidik.

Seorang lagi berkata dengan ketus. Makin lama sakit diderita, makin banyak dosa berkurang. Ia tercenung. Ia tahu itu. Ia pun setuju sekaligus tidak setuju. Walau hatinya terkoyak dan berderak, ia tetap tersenyum. 

6

Di kamar, ia buru-buru mendatangi Tuhan. Dengan suara pelan ia bertanya. "Tuhanku, apakah sakit parah dan lama yang ditanggung Nabi Ayub adalah buah dari dosa atau ujian bagi cintanya kepada-Mu?"

2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun