Mohon tunggu...
Amellia Zahro
Amellia Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Realita tak semengerikan kekhawatiranmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Sebuah Kepedulian Sosial dalam Kehidupan dan Perekonomian Sehari-hari

21 April 2022   14:04 Diperbarui: 30 April 2022   22:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan kali ini ada sebuah kehidupan perekonomian dalam mensyukuri keindahan  Sang Maha Esa yang memberikan kepada kita semua yaitu Alloh SWT.agar kita tahu bahwa sebuah kepedulian sosial itu sangat penting bukan? Dan ternyata itu berlaku bagi siapapun makhluk hidup yang berakal sehat di dunia ini.

Seperti halnya pepatah "Jadilah kamu seperti padi yang semakin tua semakin menunduk dan janganlah seperti pakis yang semakin tua semakin meliat ke atas".

Untuk dari situ tepaat dimasa bulan Ramadhan tahun 2022 ini disitu  saya bersama teman-teman berjumpa tepat dirumah mbah Sanatun dengan hidup sendirian di dalam rumahnya lebih tepatnya rumahnya masuk gang samping Klink UMMI yang tak jauh dengan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang  yang masih tetap semangat dalam hidupnya dengan didampingi oleh satpam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus Bapak RT didaerah situ, panggilan akrab beliau oleh teman-temannya biasa di panggil bapak Imam. Beliau juga salah satu bapak yang bertanggung jawab dan merawat mbah Sanatun. Mbah Sanatun tinggal seorang diri, hal yang saya paling ingat itu ketika kegokilan mbah Sanatun yang ketika di tanya mbah Sanatun lahir tahun berapa?

Jawab beliau gini " yo ndak reti la uong mbien aku isek bayi" serentak spontan saya beserta teman-teman ketawa dengan mulut yang sedit terbuka karena expresi beliau ketika mengatakan jawaban dari pertanyaan tersebut berexpresi gembira, Bahagia dengan suara yang sedikit bercanda itu dan berbicarannya pun menggunakan bahasa jawa yang artinya itu (ya tidak tahu orang saya dulu masih bayi) ...Barusan kali ini saya menjumpai mbah yang di tanya tahun kelahirannya itu ndak tauunya karena beliau masih bayi... padahal biasanya walaupun ketika mbah-mbah itu di tanya kelahirannya kebanyakan lupa beliau-beliau pasti hanya mengatakan saya tidak tahu pada zaman itu saya di lahirkan tahun berapa gitu.

Dulu mbah Sanatun mempunyai 3 suami nama suaminya itu unik-unik beliau bernama mbah Sair dari daerah guyangan, kemudian ada mbah Tasrih dari daerah Rembukan, dan yang terakhir ini, ada mbah Roslan yang samapai akhir hayat beliau bersama dengan mbah Sanatun.

Mbah Sanatun tidak memiliki keturunan dari awal pernikahan yang pertama hingga yang terakhir ini oleh karena itu, kehidupan hingga tua beliau tidak didampingi seorang putra atau putri akan tetapi, beliau mempunyai saudara perempuan yang berjarak cukup jauh dari rumah mbah Sanatun tersebut sehingga kehidupan beliau bisa di katakan selalu di damping oleh warga masyarakat yang perduli dengannya, kehidupan mbah Sanataun ini ketika bersama suami yang terakhir yang bernama mbah Roslan beliau bekerja menjadi pengemudi becak ini itu hampir bergantung karena penghasilan mbah Roslan sendiri tidak menentu jadi perekonomiannya pun terkadang pas-pas an saja cukup di saku, kadang dalam sehari itu mbah Sanatun hanya diberi Rp.2000 saja dan terkadang juga diberi Rp.20.000 dalam setiap harinya, setiap setelah diberi uang mbah Sanatun bersemangat pergi ke warung yang gimana caranya dengan membawa uang tunai Rp. 20.000 harus cukup dalam mengelola makanan yang cukup dimakan oleh mbah Sanatun Bersama suaminya dan begitu seterusnya dalam setiap harinya. Hingga pada waktunya ternyata dipenghujung hidupnya mbh Roslan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan mbah roslan meninggal dunia. Mbah Sanatun di tinggal suaminya hampir sudah 3 tahun berjalan sampai saat ini.

mbah-626d54c6bb4486554d4ae622.jpeg
mbah-626d54c6bb4486554d4ae622.jpeg
Pada akhirnya kehidupan beliau dan juga dalam perekonomiannya itu di tanggung oleh warga masyarakat sekitar yang berada di Sumbersari warga masyarakat sekitar itu membantu dengan bergantian memberi makan maupun mencukupi kebutuhannya, juga terkadang ada bantuan dari pemerintah maupun bantuan dari mana-mana itu yang mengurusi itu semua dari keluarga bapak Imam tadi. Akan tetapi, ketika beliau di beri sembako itu setelahnya lebih di tukarkan dengan bisa digantikan uang tunai ke warung-warung terdekat ataupun di rumah-rumah warga yang tak jauh lokasinya dengan jarak rumah tinggalnya.

Kenapa sih....beliau sering menukar-nukar sembakonya ke warung-warung maupun rumah-rumah terdekat di daerah situ?

Karena prinsip beliau itu jika di tukarkan dengan uang tunai maka uangnya itu dapata di gunakan untuk keperluan yang lebih diperlukan. Pada suatu ketika beliau benar-benar tidak mempunyai uang untuk makannya alhasil beliau sempat minta-minta di pinggir jalan dengan berjoget-joget ternyata disitu ketahuan oleh warga masyarakat sekitar akhirnya diantar pulang kerumahnya dan warga masyarakat tersebut memberi uang atau makanan untuk mbah Sanatun. Terkadang beliau juga membeli makanan sendiri dengan hasil tukar sembako tersebut. Biasanya beliau itu membeli nasi bungkus terus makannya juga itu tidak menentu kadang makannya cuma sekali setiap harinya, kadang juga itu beli satu bungkus kertas nasi itu makannya sampai dua atau tiga kali makan karena asli porsi beliau dengan bertambah tua usia beliau itu makannya sedikit-sedikit.

Dalam hal beribadah sholat Isya, sholat subuh, sholat dzuhur, sholat Asar bahkan sholat maghrib beliau selalu di ingatkan untuk tetap melakukan sholat kjika tidak di ingatkan beliau ya tidak sholat...faktor usianya yang semakin hari semakin rentan dan sepuh jadi cara tangkap pengingatan beliau mulai menurun dan biasanya beliau itu di ingatkan oleh tetanggannya.

Dengan usia yang rentan sudah tua tersebut beliau tetap semangat menikmati akan indahnya kehidupan yang di berikan oleh Sang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun