Mohon tunggu...
Gelora Kata
Gelora Kata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Sastra Indonesia yang tak kunjung lulus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Sebuah Jeda

21 September 2013   06:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku beralih ke jeda,

kala mata bersitegang dengan kepala.
Bersetubuh dengan jeda,
kala pekerjaan menyulap jiwa serupa benda.


Sesekali ku rebahkan segala nanar,
ke pangku padang yang bentang,
kukembalikan ingatanku,
pada suatu perjalanan
di bulan kesepuluh
dua ribu sepuluh.


Ialah gurun-gurun panas
mengelupaskan mataku,
namun sekali itu pula
suatu oase jadi muara bersenyawa.

Itulah kala sekali aku meneguk segelas susu onta,
di sebuah pemberhentian;
tepi gurun yang terlantan.


Perjalanan itulah jeda
diam memandang sopir bus berjenggot lebat,
deru mesin yang berhasrat,

Sedang sepanjang mata menatap
jalan serupa tak punya akhir yang cakap.


Kembali kepada ingatan
sungguh tempat terbaik bagi kelelahan

Biarlah jeda memeluk,
tempat terbaik mengistirahkan pelupuk;
mendiamkan rutuk.

Desember, 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun