PENDAHULUAN
Â
Warga yang berusia di atas 60 tahun disebut Lansia. Pada tahun 2020 jumlah Lansia mencapai sekitar 30 juta jiwa atau 11,5% dari total populasi. Pada saat ini di Indonesia terdapat sekitar 18 juta jiwa Lansia. Jumlah ini merupakan 7,8% dari total populasi. Sebanyak 25% Lansia yang menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain sekitar 99% yaitu mengkonsumsi obat dan sebagian besar menghabiskan hidupnya dengan beristirahat, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Penyakit  tidak  menular  (PTM)  merupakan  penyakit  atau  kondisi  medis  yang  tidak  dapat ditularkan  dari  satu  individu  ke  individu  lainnya.  Kebanyakan  PTM  terjadi  di  negara berpendapatan rendah maupun menengah. Berdasarkan data WHO,  PTM adalah penyebab dari 68% kematian di dunia pada tahun 2012. Secara keseluruhan global penyakit  tidak menular  (PTM)  menjadi  salah satu penyebab  kematian  nomor  satu  pada setiap tahunnya  yaitu penyakit  kardiovaskular. Penyakit  kardiovaskular adalah penyakit  yang disebabkan  oleh  gangguan  fungsi jantung  dan pembuluh  darah,  seperti  penyakit  jantung koroner,  penyakit  gagal  jantung  atau  payah  jantung,  hipertensi  dan  stroke  (Kemenkes RI, 2016a).  Di  Indonesia,  prevalensi  PTM  mengalami  peningkatan yaitu kanker  naik  dari 1,4%  menjadi  1,8%,  stroke  naik  dari  7%  menjadi  10,9%,  penyakit  ginjal  kronis  naik  dari 2%  menjadi  3,8%,  berdasarkan  pemeriksaan  gula  darah  diabetes  melitus  naik  dari  6,9% menjadi  8,5%,  dan  hasil  pengukuran  tekanan  darah,  hipertensi  naik  dari  25,8%  menjadi 34,1% (SISWANTO, y., & Lestari, 2020).
WHO menyatakan bahwa pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematiandi dunia adalah  penyakit  tidak  menular  (PTM)  yang  membunuh  36  juta  jiwa  per  tahun. Sebanyak 73%  kematian  saat  inidisebabkan  oleh  penyakit  tidak  menular,  35%  diantaranya  karena penyakit  jantung  dan  pembuluh  darah,  12%  oleh  penyakit  kanker,  6%  oleh  penyakit pernapasan  kronis,  6%  karena  diabetes,  dan  15%  disebabkan  oleh  PTM  lainnya  (World Health Organization (WHO), 2018).
Indonesia  merupakan salah  satu  negara  berkembang  yang rata -- rata dengan penduduk dengan ekonomi menengah kebawah yang sedang menghadapi ganda penyakit seperti penyakit menular dan tidak menular. Perubahan pada pola penyakit dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku Masyarakat, demografi, teknologi, ekomoni dan sosial budaya. Peningkatan PTM sejalan dengan peningkatan faktor risiko yaitu meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan merokok serta alkohol (Kemenkes RI, 2019). Meningkatnya  PTM  dapat  menurunkan  produktivitas  sumber  daya  manusia,bahkan kualitas  generasi  bangsa.Hal  ini  berdampak  pula  pada  besarnya  bebanpemerintah  karena penanganan  PTM  membutuhkan  biaya  yang  besar.  Yang pada akhirnya Kesehatan akan sangat mempengaruhi peningkatan dan Pembangunan sosial ekonomi. Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan Masyarakat untuk tetp menjaga Kesehatan melalui  Gerakan masyarakat  hidup  sehat  (GERMAS)  guna  mewujudkan  Indonesia  sehat
Â
PEMBAHASAN
Â
Faktor-faktor yang berperandalam terjadinya PTM meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan  dan  faktor  risiko  yang  dapat  dikendalikan.  Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu seperti genetic/keturunan, jenis kelamin, dan usia. Dan faktor yang dapat dikendalikan seperti obesitas, kurangnya olahraga dan aktivittas fisik, merokok, pola makan. Masalah degenerative menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit menular Hasil  Riskesdas  2013
Penyakit tidak menular kronis menimbulkan efek yang berkepanjangan dari berbagai macam  penyakit  yang  dialami  penderita,  sehingga  penderita  mudah  terkena  gangguan mental. Penyakit kronis dibutikan oleh berbagai studi memperlihatkan bahwa ada kaitan yang erat antara penyakit kronis dengan gangguan mental  emosional. Depresi  adalah  ganguan atau kelainan  mental  yang  gejalanya timbul  seperti perasaan  sedih  terus menerus,  hilangnya  kesenangan  dan  minat,  timbulnya  rasa  bersalah  dan  harga  diri rendah. Gangguan  depresi  akan  semakin  meningkat  seiring  dengan peningkatan usia, depresi tertinggi terjadi pada umur 75 tahun ke atas sebesar 8,9%, 65-74 tahun sebesar 8,0% dan 55-64 tahun sebesar 6,5%. Depresi  merupakan  masalah  kesehatan  jiwa  yang  harus  segera  ditangani  sedini mungkin,   hal   ini   membutuhkan   peran   perawat   dalam   upaya   pencegahan   dan penanggulangan  masalah  kesehatan  jiwa  salah  satunya  depresi  (Wardani, 2017)
Â
Faktor  yang  dapat  mempengaruhi  kualitas  hidup  dan  kesehatan  lansia adalah keterbatasan  akses  lansia  terhadap  pelayanan  kesehatan.  Selain  itu,  kurangnya  informasi yang  diperoleh  lansia  terkait  pentingnya  pemeriksaan  kesehatan  menjadi  salah  satu penyebab peningkatan masalah kesehatan pada lansia di masyarakat. Oleh karena itu, perlunya dilakukan kegiatan berupa pengabdian kepada Masyarakat berupa pemeriksaan Kesehatan terutama pada lansia dan pemebriannya informasi terkait dengan menjaga atau mengubah pola makan yang baik dalam mengantisipasi permasalahan Kesehatan (Widiany, 2019)
PENUTUP
Dari pembahasan di atas didapatkan Lansia adalah warga yang berusia di atas 60 tahun. Lansia secara fisiologis terjadi kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang membuat Lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Penyakit  tidak  menular  (PTM)  merupakan  penyakit  atau  kondisi  medis  yang  tidak  dapat ditularkan  dari  satu  individu  ke  individu  lainnya.  Kebanyakan  PTM  terjadi  di  negara berpendapatan rendah maupun menengah. Berdasarkan data WHO,  PTM merupakan penyebab dari 68% kematian di dunia pada tahun 2012 Faktor-faktor yang berperandalam terjadinya PTM meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan  dan  faktor  risiko  yang  dapat  dikendalikan.  Faktor-faktor yang berperandalam terjadinya PTM meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan  dan  faktor  risiko  yang  dapat  dikendalikan.  Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu seperti genetic/keturunan, jenis kelamin, dan usia. Dan faktor yang dapat dikendalikan seperti obesitas, kurangnya olahraga dan aktivittas fisik, merokok, pola makan. Masalah degenerative menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit menular
REFERENSI
Kemenkes RI. (2016a). Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) Wujudkan Indonesia Seha.
Kemenkes RI. (2016b). Pusat Data Dan Infromasi Situasi Lanjut Usia (Lansia) diIndonesia.
Kemenkes RI. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular.
SISWANTO, y., & Lestari, I. P. (2020). Pengetahuan Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko Perilaku pada Remaja.
Wardani, N. N. (2017). Identifikasi Kondisi Depresi Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdhaminaula Kendari.
Widiany, F. L. (2019). emeriksaan Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia Dusun Demangan Gunungan, Pleret, Bantul.
World Health Organization (WHO). (2018). Development of a strategy towards promoting optimal fetal growth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H