Mohon tunggu...
Ameliyaros
Ameliyaros Mohon Tunggu... Dosen - Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Knowledge is the Power I You are What You Think I Ig: @ameliyaros

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Analisa Film "Burning Days": Sabet Banyak Penghargaan, Namun Tak Lepas dari Kontroversi

2 Agustus 2024   17:31 Diperbarui: 2 Agustus 2024   18:40 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Sinematografi dari film yang berdurasi 129 menit ini baik sekali. Sepanjang film berjalan, penulis yang berkesempatan hadir pada Special Screening bersama KOMIK x KlikFilm 27 Jul 24 kemarin, tidak merasa bosan dan menikmati sajian visualisasi film dari berbagai adegan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh, termasuk: Kategori penyunting gambar terbaik di Europe Film Award serta 8 dari 9 penghargaan di Festival Film Antalya Golden Orange 2022, pada kategori: Sinematografi, Sutradara, Editing, Tata Musik, Pemain Utama Pria, dan Pemain Pembantu Pria.  

- Terdapat cukup banyak metafora unik yang menguatkan inti cerita film:

a). Babi hutan yang diburu kemudian bangkai binatang tersebut yang masih berdarah-darah digeret massa secara meriah dan penuh kebanggaan ke tengah kota, dapat diinterpretasikan sebagai siapapun Anda, jika Anda berani melawan sistem, maka bersiaplah untuk menanggung resiko terburuk

b). Sinking Hole di awal dan akhir film: metafora dari krisis air bersih yang merupakan turunan dari krisis lingkungan, yang sangat serius yang dihadapi oleh dunia

Con's dari film ini

- Wanita Gipsy yang merupakan korban pemerkosaan yang diceritakan di film ini adalah seorang anak perempuan. 

Wanita Gipsy Yang Dikisahkan Sebagai Korban Perkosaan (Sumber: Beyazperde.com)
Wanita Gipsy Yang Dikisahkan Sebagai Korban Perkosaan (Sumber: Beyazperde.com)

Dimana menurut beberapa kritikus film, hal ini tidaklah sesuai dengan nilai feminisme dan hukum perlindungan anak atas eksploitasi anak. Disini sineas film terkesan memaksakan plot pemerkosaan, untuk mendukung inti cerita film mengenai konflik besar sosial-politik yang ada dimasyarakat dan cenderung lebih melihat dari perspektif umum yang disukai oleh laki-laki semata

- Isu sosial-politik - lingkungan termasuk hukum yang korup, nepotisme, birokrasi pemerintah yang rumit, krisis lingkungan, ketidakpercayaan terhadap polisi,  kondisi kota yang terbengkalai dengan minimnya infrastuktur, LGBT, sexim, dll bagi sebagian pihak khususnya masyarakat yang bersifat konservatif merupakan isu yang cukup sensitif ataupun terkadang dianggap sebagai tindakan pembangkangan terhadap otoritas tertentu. Hal ini pun terjadi di negara Turkiye. Dikonfirmasi dari sineas film ini, tidak lama setelah film ini disambut hangat di Festival Cannes dan Antalya , Direktoral Jendral Perfilman Turkiye, meminta balik dana bantuan produksi film ini.

Review Pribadi: 8/10.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun